48. LDR

10.5K 1.4K 73
                                    

Assalamualaikum, apa kabar?

Kangen gak?

Sebelum baca jangan lupa dipencet tombol bintangnya dulu, oke.

Komentar yang banyak, kalau perlu di setiap paragraf hehehe!

Happy reading ♡

Sunyi menyelimuti kediaman Barra Nugraha dan istrinya. Sang awak rumah sedang pergi mengurus bisnisnya. Sedangkan sang istri, memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah lama.

Naura tidak ingin berada di rumah sendirian, ia mengunjungi rumah orang tuanya setelah beberapa saat suaminya pergi untuk mengurus pekerjaan. Sebenarnya ia tidak srek dengan keputusan Barra, namun itu semua demi yang terbaik untuk keluarga mereka.

Setelah melayani sang mama yang kebetulan juga sedang tidak enak badan, Naura berpikir untuk sedikit memoles wajahnya. Ya, ia harus tampil cantik setidaknya sebelum bertatap muka secara online dengan Barra.

Ia tidak pandai ber make up, namun jika sekedar bibir, alis, dan bulu mata, it's okay. Wanita itu mencari cahaya sore hari yang paling sesuai untuk dirinya. Jantungnya dag dig dug, padahal ini baru tiga hari Barra pergi ke luar kota, namun sudah serindu itu kah dirinya?

"Assalamualaikum," hati Naura menghangat seketika. Akhirnya, setelah berhari-hari ia bisa mendengar suara itu lagi.

Naura tersenyum cantik, dan itu sangatlah luar biasa di mata Barra. "Waalaikumsalam," jawabnya sebelum mereka tertawa bersama.

"Kamu baik-baik aja, kan? Gimana anak kita?" Tanyanya di seberang sana.

"Alhamdulillah, aku baik. Dedek bayinya juga baik," ucapnya seraya mengelus perut.

"Mama? Udah enakan?" Naura mengangguk, membenarkan posisi duduknya.

"Mama udah enakan. Mungkin besok udah baikan," ujarnya membuat Barra merasa tenang.

"Alhamdulillah."

Samar-samar Naura bisa melihat mata panda suaminya dari layar, apakah se menyulitkan itu pekerjaannya? Hingga ia tidak memiliki waktu tidur yang cukup? Naura memaklumi hal tersebut. Karena hal semacam ini sering terjadi dulu sekali, sewaktu mereka masih belum bersama sebagai pasangan. Naura sering melihat mata panda dan kantung mata Barra setiap kali pria tersebut terlalu larut dalam pekerjaannya. Bisa dibilang, Barra adalah type lelaki pekerja keras.

"Mas Barra udah makan? Makan apa, mas? Kamu jangan kecapean ya? Kalau wegah istirahat dulu aja," tuturnya menatap dalam-dalam wajah lelah sang suami.

Barra terkekeh sejenak, ia merasa gemas kepada Naura disaat berbicara sopan kepadanya. "Aku udah makan, kok. Ini dia, ada sate ayam." Pria tersebut menjinjing dan memperlihatkan piring bekas makannya.

"Waah! Enak pastinya."

"Enggak enak, sebenernya."

"Kok?"

"Enggak enak, soalnya bukan kamu yang nyuapin. Heheheh!" Barra tertawa di seberang sana, namun tidak dengan Naura.

Wanita tersebut mengerucutkan bibirnya, membuat Barra kebingungan. "Kenapa bibirnya begitu, sayang?"

"Kamu tadi ngomong apa?" Tanyanya mbingungkan Barra.

"Enggak enak, soalnya bukan kamu yang nyuapin!" Tiba-tiba Naura mengulangi perkataan Barra.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang