-Vote dulu sebelum baca!
..
.
"Gimana?" Tanya Nuraini tiba-tiba.
Naura mengernyit bingung, "gimana apanya?"
"Hubungan kalian berdua."
"Alhamdulillah, baik kok."
"Alhamdulillah, mama ikutan seneng." Naura tersenyum, begitu pula dengan mamanya.
Ia masih tidak menyangka di usianya yang terbilang masih remaja, Naura sudah menanggung tanggung jawab besar sebagai seorang istri. Walaupun terkadang sifatnya masih kekanakan, namun Naura akan berusaha sebaik mungkin menjadi seorang istri dari suaminya kini.
Dan jika Allah memberikan mereka seorang anak, ia akan berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Aamiin!
Sudah sekitar lima menitan, Nugraha pergi meninggalkan kedua ibu dan anak yang masih asik berbincang seraya menikmati tahu gejrot yang sempat dibeli oleh mamanya di perempatan jalan tadi.
"Kamu udah memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri?" Tanya Nuraini membuat Naura menoleh.
"Udah kok, ma. Naura setiap hari bangun pagi, bikinin sarapan buat mas Barra, nyiapin baju kantor, Salim, nganterin sampai depan pintu-"
"Bukan itu," potong mamanya.
Naura terdiam, menunggu kelanjutan dari perkataan mamanya. "Maksud mama, apa Barra sudah minta haknya?"
Naura bukan lagi anak kecil yang tidak mengerti maksud dari perkataan mamanya. Dengan agak canggung Naura menganggukkan kepala, menatap mamanya yang kini mulai tersenyum hangat.
"Kamu enggak nolak, kan?" Tanyanya lagi digelengi Naura.
"Alhamdulillah." Sedangkan disisi lain, Naura mengucapkan istighfar karena ia merasa sangat malu membicarakan hal ini dengan mamanya.
Faham jika putrinya tengah malu, Nuraini pun memegang kedua tangan Naura. "Enggak usah malu, kita sama-sama sudah dewasa." Naura mengangguk perlahan, lantas mulai tersenyum manis kearah mamanya.
___
Jam di ponsel Naura sudah menunjukkan pukul 09.17 WIB. Kini Naura sedang ada di ruang Tata Usaha sekolahnya untuk membantu beberapa urusan. Bukan hanya Naura, namun Raini dan juga Nanda juga ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Berbeda dengan Naura dan teman-temannya yang masuk sekolah disaat libur, anak-anak lainnya yang masih kelas sepuluh dan sebelas kini menjalankan ujian kenaikan kelas.
Hampir dari semua murid-murid disana mengenal Naura. Apalagi kaum hawa, 98% dari mereka sudah tidak asing jika menyebut nama Naura. Sebenarnya Naura sendiri tidak apa-apa jika banyak yang mengenal dirinya, namun yang tidak ia sukai adalah kesalah fahaman yang sering terjadi karena cowok-cowok di sekolahnya banyak yang meminta nomor wa. Bahkan ia sudah biasa menerima chat dari nomor tidak dikenal yang tak lain adalah para adik kelas disekolahnya.
"Tolong anterin LJK ke ruangan X Mipa 2 dong, Ur!" Ucap salah satu pengurus OSIS yang kini berada satu ruangan dengan Naura.
"Oh? Oke, siniin LJK nya." Naura pun segera mengambil lembar jawaban komputer dari salah satu pengurus OSIS tersebut lantas mulai berjalan menuju kelas yang telah disebutkan.
Perempuan tersebut menyusuri koridor dengan sesekali melihat kesana kemari. Ternyata beberapa piranti sekolahnya sudah banyak yang berubah tanpa ia sadari, gedung bagian selatan juga sudah di bongkar untuk direnovasi. Wah, sepertinya setelah Naura lulus semuanya akan berubah total. Ckckck!
![](https://img.wattpad.com/cover/266474891-288-k219210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Barra [TERBIT]
Teen Fiction[TERSEDIA DI SHOPEE] 17+ CERITA INI MURNI KARYA SAYA SENDIRI❗ PLAGIAT HARAP MENJAUH❗ "jadi selama ini kalian bohong sama Naura?" "Kenapa, Om? Kenapa Om Barra tega? Naura masih sekolah!" "Saya melakukan semua ini juga ada alasannya, Naura! Saya harus...