"Brasthan Anggara! Kamu telat lagi?!"
Gara yang barusaja akan mengendap lewat belakang gedung, langsung menghentikan langkahnya sambil mengumpat lirih. Ia berbalik, Pak Bimo terlihat berkacak pinggang tidak jauh darinya. Cowok berseragam acak-acakan, dan tidak memakai dasi itu menampilkan cengiran khasnya.
"Eh, Pak Bimo? Selamat pagi, Pak."
"Nggak usah ngalus!" pak Bimo menarik tangannya dari Gara yang berniat salim. "Kamu ini nggak ada bosen-bosennya, ya? Dari senin sampai jumat nggak pernah seharipun nggak telat. Kamu ini bangun jam berapa tiap hari?!"
"Alarm saya bunyi jam tujuh, Pak."
"Kok bisa?!"
Gara meringis karena suara Pak Bimo mendengung di telinganya. "Pasti kerjaan Adek saya, Pak. Atau nggak ya Papa saya, padahal saya pasang alarm nggak jam segitu lo," jawabnya, sedikit mendramatisir.
"Alasan aja! Sekarang kamu ke kantor BK! Lewat belakang aja biar nggak dilihat temen-temenmu!"
"Emang kenapa, Pak? Saya istimewa ya? Harusnya kan saya dihukum upacara di tengah kayak yang lain, banyak yang telat juga."
Pak Bimo memijat keningnya, harus ekstra bersabar menghadapi murid seperti Gara ini. Sialnya, banyak murid seperti ini di SMA Cakrawala, bahkan ada yang lebih badel-- cewek pula.
"Ayo! Jangan banyak tanya!"
Pak Bimo meninggalkan Gara, berjalan lebih dulu ke ruang BK lewat belakang gedung. Sementara Gara masih diam di tempatnya, kedua tangannya terkepal.
"Siapapun lo yang laporin ini, lo udah cari mati!"
"ANGGARA!"
"IYA PAK!"
.
.
.
.
."Sini lo!"
Jam istirahat pertama baru dimulai tiga menit yang lalu, tapi kantin sekolah sudah ribut saat tiba-tiba Gara datang dan menarik salah satu cowok kelas X.
Gara tidak peduli dengan tatap mata yang mengikuti pergerakkannya, dan pekikkan-pekikkan nyaring setiap kali cowok itu menghantamkan tinjuan pada tubuh siswa kelas X itu.
Gara meraih kerah adik kelasnya dengan kasar, membuat si adik kelas mau tidak mau harus berdiri. Wajahnya lebam, bahkan lubang hidungnya berdarah.
"Lo cari mati laporin gue ke Pak Bimo? Ha?!"
Ini bukan pertama kalinya Gara membuat keributan, tapi menjadi yang pertama kali kasus Gara menghajar Adik Kelas. Karena sebelumnya setiap ada masalah, Gara selalu berurusan dengan seangkatan ataupun Kakak Kelas.
Semua kenal Justin, siswa kelas X IPA1 yang merupakan ketua OSIS baru SMA Cakrawala. Justin adalah ketua OSIS pertama yang berasal dari kelas X, mengalahkan 2 kadidat dari kelas XI. Dia dikenal sebagai ketua OSIS super tegas dan ditakuti banyak siswa.
Bukan karena jabatan atau ketegasannya, melainkan karena posisi keluarganya di sekolah ini. Keluarga Justin adalah pendiri sekolah ini.
Memang ada beberapa siswa yang tidak peduli dengan jabatan cowok itu sebagai ketua organisasi utama di sekolah, tapi tetap saja bisa merasa terancam kalau sudah menyinggung Direktur Sekolah, yang merupakan Ayahnya Justin.
Bermasalah dengan Justin merupakan satu langkah menuju akhir perjalanan di sekolah ini. Baru setengah tahun di sekolah ini, sudah ada 4 siswa drop out karena terlibat dengan Justin.
Itu sama sekali tidak membuat Gara gentar, bahkan takut. Ia malah ingin memusnahkah ular-ular berkedok siswa teladan seperti Justin ini.
"Jawab, bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Teen FictionGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...