"Ketemu!" pekik Benua, akhirnya menemukan kotak yang sejak tadi ia cari di gedung ini. Markas De Leon.
"Yakin itu barangnya?" tanya Ganang.
"Yakin, ini ada ponsel Samudra juga. Kayak yang dia bilang, ciri-cirinya sama."
"Bagus, kita pergi sekarang."
Suara pintu didobrak dari luar membuat tiga anggota Brasthunder di dalam ruangan itu reflek menoleh, kaget.
"Oh, penyusup?"
Lingga dan Ganang mendekat pada Benua, seolah membentuk formasi untuk melindungi cowok itu yang sedang membawa barang bukti penting untuk mereka.
"Jadi mereka komplotannya si tikus?" tanya si cowok yang paling tinggi. "Dugaan Regan benar, markas pasti akan diserang kalau kosong."
Temannya mengangguk. "Makanya dia minta kita jaga di sini, eh dapat tiga tikus."
Beberapa pria bertubuh besar dengan wajah garang masuk ruangan, menutup akses masuk dan keluar yang hanya ada satu.
"Mau lari ke mana kalian?" tanya cowok yang berdiri di tengah.
Kalau dari penampilannya, mereka terlihat bukan seumuran tiga anggota Brasthunder ini, mungkin beberapa tahun lebih tua.
"Lo bertiga ke sini cuma bawa seuprit pasukan curut itu? Yah, udah habis semua dong?"
"Sial!" umpat Ganang, paham maksud mereka.
"Brasthunder lemah ya ternyata, gitu doang tepar? Padahal gue kira yang paling susah nyingkirin komplotan curut yang satu ini, sih."
"Bacot!"
Anggota De Leon yang berdiri dekat dengan pintu terdorong masuk karena tendangan kuat dari luar ruangan.
"Siapa yang lo bilang curut?" tanya si pelaku penyerangan. "Ulangi di depan muka gue!"
"Loh, ada curut lagi?" Anggota paling besar dari De Leon maju. "Biar gue yang urus."
"Ngeremehin kita lo?!"
"Sabar, Bran, kalau emosi duluan, lo bakal cepat capek," tegur teman cowok bernama Brandon itu. Anak-anak memanggilnya Langit, salah satu anggota yang dekat dengan mendiang Galang.
"Mereka, sih, ngatain duluan!"
"Brasthunder kekurangan anggota, ya, sampai ngajak bocah-bocah ingusan begini?"
"De Leon kekurangan anggota, ya, sampai bapak-bapak yang harusnya sibuk kerja malah disuruh jaga markas?"
Serangan balik dari Lingga membuat teman-temannya menatap kaget pada cowok itu. Terlebih Ganang yang membuka mulutnya lebar-lebar, paling kaget.
Satya, anggota Brasthunder kelas X yang datang bersama Langit dan Brandon sudah terbahak bersama anggota lain. Mereka hanya datang dengan sebelas anggota, tapi tawanya menggelegar serperti ada puluhan orang.
"Sialan!"
Perkelahian tidak dapat dihindari, anggota De Leon tidak terima dengan penghinaan itu, sementara Brasthunder sudah siap jika kemungkinan adu mekanik akan terjadi. Pasalnya mereka tahu sekarang sedang berhadapan dengan siapa.
Suara mesin motor gaduh di depan gedung, namun tidak menghentikan aksi saling pukul De Leon dan Brasthunder yang kalah jumlah. Walau begitu, para anggota Brasthunder sama sekali tidak merasa kesulitan. Sampai akhirnya terdengar pekikan dari Alif, anggota Brasthunder kelas X.
Alif mundur menjauh dari anggota De Leon yang barusaja menyayat lengannya dengan cutter saat cowok itu lengah padahal perkelahian masih berlangsung.
"Woi, curang lo!" teriak Satya, tidak terima sahabatnya dicelakai seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Ficção AdolescenteGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...