35. ANGGARA

1.3K 72 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, sparing basket antara Tim A SMA Cakrawala dan Tim A SMA Garuda akan diselenggarakan Minggu pagi ini.

Semua anggota tim SMACA sudah berada di sekolah lebih awal karena sparing akan diadakan di sekolah ini. Tim lawan akan datang sekitar lima belas menit lagi.

Seharusnya Audrey berkumpul dengan timnya untuk memberi arahan, tapi ia malah berada di tempat ini atas permintaan seseorang.

"Woi, ngapain sih nyuruh gue ke sini?"

Gara menoleh ke belakang, cowok itu sedang memanjat tembok pembatas samping sekolah yang mengarah langsung ke jalan. Tadi Gara muncul dari sana, katanya malas lewat pagar depan, tempat parkir penuh.

"Makasih, Lang!"

"Lang?" Audrey mendekat. "Galang, ya?" teriaknya pada orang di balik tembok.

"Halo, Kak Audrey! Semangat sparingnya!" sahut Galang, lalu terdengar suara mesin motor dinyalakan.

Gara melompat turun dan mendarat tepat di samping Audrey, cowok itu tersenyum bangga dengan pendaratan sempurnanya.

"Akhirnya bisa masuk sekolah tanpa perlu rebutan tempat parkir," kata Gara. "Ayo ke lapangan, lo mau pemanasan, kan?"

Gara berjalan lebih dulu meninggalkan halaman belakang gedung sekolah ini, tapi cowok itu menoleh ke belakang lagi saat merasa tidak ada yang mengikutinya.

"Lo ngapain berdiri di sana? Enggak ke lapangan?" tanya Gara.

Audrey mengerutkan dahinya, lalu melangkah mendekat dan memukul belakang kepala Gara dengan tangan terbuka. Suara pukulannya terdengar keras namun tidak semenyakitkan jika tinju Audrey yang mengenainya.

"Lo sering ngajarin Galang sama teman-temannya bolos lewat sini, kan? Kalau telat juga suka manjat tembok ini, kan? Ngaku!" tudingnya langsung.

Gara mengusap kepala bagian belakangnya. "Lo apa-apaan, sih? Asal tuduh aja!" balasnya.

"Emang bener, kan?"

"Gak kok, punya bukti apa?"

Keduanya berjalan menuju gedung sekolah sambil terus berdebat. Lebih tepatnya Audrey mengomel terus pasal Gara dan teman-temannya yang membuat Adik kelas mereka ikut-ikutan bandel.

Gara menyimak sepanjang perjalanan. Ia sama sekali tidak kesal ataupun marah. Alih-alih merasa diatur-atur, Gara justru merasa Audrey sedang memberinya perhatian. Dan itu membuat Gara senang.

"Ngerti?"

"Iya," jawab Gara dengan senyuman.

"Brasthan?"

Langkah keduanya terhenti saat seseorang tiba-tiba muncul dari lorong lain dan berdiri di depan Gara. Cewek bersurai pendek sebahu dengan mata bulat itu menatap Gara seolah tidak percaya.

"Bener Brasthan, kan?"

Audrey menatap Gara dan cewek itu bergantian, lalu berdehem. "Gue duluan, ya?"

Tanpa menunggu persetujuan, Audrey mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu. Gara membuka mulut hendak mencegahnya, namun cewek di depannya ini terus bertanya.

"Lama banget nggak ketemu, lo lupa sama gue?"

Gara mengingat-ingat. "Teman... SMP?"

Cewek itu tertawa. "Gue teman ekstra basket lo, Tan! Masa lo lupa?" tanyanya. "Oh, ya? Lo di sini buat ikut basket juga? Lo ikut tim A SMACA, kan? Udah gue duga sih. Nggak nyangka kita ketemu lagi tapi beda kubu begini."

Gara tersenyum canggung, sejujurnya ia benar-benar lupa.

"Tapi kenapa nggak pake jersey? Lo cadangan?" tanyanya lagi. "Nggak mungkin dong, lo dulu kan pemain utama. Bahkan sampai dipilih buat seleksi tim perwa--"

ANGGARA [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang