"Anggi, kenapa?"
Gara langsung beranjak dari duduk santainya begitu melihat sang adik berjalan mendekat sambil sesenggukan, kedua matanya sembab khas orang sedang menangis.
"Kenapa? Ada apa?"
Anggi masih belum menjawab, membuat Gara dan dua temannya bingung. Cewek itu memegangi ponsel dengan tangan gemetar, membuat Gara langsung mengambil alih benda canggih itu.
"Ada yang gangguin Anggi?" tanya Benua.
Anggi menggeleng.
"Terus?" Gara memeriksa ponsel Adiknya, mulai dari pesan, riwayat panggilan, bahkan dm-dm di akun media sosial Anggi.
"Kak AB." Anggi akhirnya buka suara. "KAK AB NELPON ANGGI KATANYA BISA DATANG, HUAAAAAAA,"
Pergerakan tangan Gara terhenti, Benua yang berdiri di samping Anggi sampai berjingkat karena cewek itu tiba-tiba berteriak. Bahkan Lingga ikut menatap heran Adik dari sahabatnya itu.
"Ha?" beo Benua.
Gara sudah menghela napas, memang dari awal harusnya ia ingat untuk berjaga-jaga barangkali kebiasaan ajaib Anggi muncul lagi.
"Senang bangeeeeet," rengek Anggi.
"Terus kalau senang kenapa nangis, Anggi?" tanya Gara dengan sabar.
Benua tertawa pelan. "Lo kayak nggak ngerti cewek aja, kalau udah nggak bisa berkata-kata saking senangnya ya bisa nangis," kata cowok itu.
"Ya emang nggak ngerti cewek," sahut Lingga. "Apa lihat-lihat?"
Benua tertawa karena Gara tampak pasrah dengan perkataan Lingga, ya memang itu faktanya. Seorang Anggara minus kalau masalah memahami cewek, mungkin karena selama ini cewek yang selalu berusaha ia pahami sejenis Anggie Brastania, Adiknya yang punya tingkah ajaib di waktu tertentu.
"Kak Angga, makasih ya," kata Anggi, membuat tiga cowok itu menatapnya. "Makasih udah undang Kak AB ke ultah Anggi, nggak perlu kasih kado lagi deh, Kak AB datang aja Anggi udah senang."
Anggi tersenyum lebar dengan mata masih berkaca-kaca, hal itu membuat Gara perlahan menarik kedua sudut bibirnya. Senyuman Anggi selalu bisa membuat Gara merasa tenang.
"Sini peluk." Gara membuka tangannya yang langsung disambut Anggi.
"Sayang banget sama Kak Angga!"
.
.
.
.
."AB tuh siapa, sih?" tanya Bagas kepo, ia sudah dengar cerita tentang Anggi yang menangis karena mendapat telpon dari Kak AB kemarin sore.
"Kepo banget," cibir Bobby yang sedang mabar dengan Benua, sementara Benua tertawa setelah melirik ekspresi Bagas.
"Pemain basket favoritnya Anggi," jawab Gara seadanya.
"Heran, orang mah kalau suka suatu bidang pasti role modelnya orang-orang yang udah di atas. Anggi malah anak SMA dijadiin role model, mana katanya anak SMA Cakrawala," komentar Bagas. "Menurut lo AB tuh siapa?"
"Anak basket," sahut Lingga yang membuat teman-temannya menoleh.
Gara hampir tertawa. "Bener juga."
Bagas mendesis. "Gue nanya serius nih, menurut kalian AB tuh siapa. Kan kemarin kita udah cari info dan ternyata anak basket yang inisialnya AB tuh ada banyak,"
"Jadi PDF yang kemarin---"
"Iya." Bagas nyengir setelah memotong perkataan Benua.
"Boss lo nih yang minta, masa gue nggak bantuin," ujar Bagas, membela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Teen FictionGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...