22. ANGGARA

1.3K 78 1
                                    

Tim Audrey dan Gara tidak memenangkan lomba ini karena fokus Audrey langsung berantakan setelah perkataan Gara. Cewek itu berdiri tak jauh dari meja panjang tempat semua minuman dihidangkan, ia memilih menjauh dari orang-orang untuk menenangkan diri.

Ini tidak benar, kenapa jantungnya berdegup kencang? Apa karena ia memegang lipstik tadi?

"Gak usah sok geer lo mentang-mentang habis satu tim sama Gara," ujar Mega, melangkah mendekati Audrey dengan segelas minuman berwarna biru.

"Gara ngelakuin itu karena terpaksa, lo aja keganjenan!"

"Toilet di mana?" tanya Audrey.

"Lo pikir gue cleaning service di sini??" Mega nyolot, tidak terima.

"Loh, lo kan pacarnya yang punya acara."

"Sejak kapan?" tanya suara berat yang tiba-tiba berdiri di samping Audrey. "Sejak kapan Ketua gue pacaran sama dia?" tanyanya.

Audrey menoleh, sedikit risih karena cowok tidak dikenal itu tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Hai, ketemu lagi kita," ucap cowok itu pada Audrey. "Inget gue, kan? Jodi nih Jodi."

Audrey lupa-lupa ingat, ia sepertinya memang pernah bertemu dengan cowok itu. Tapi kapan dan di mana?

"Kita ketemu waktu Gara ajak lo ke markas Brasthunder, masa lo lupa?" tanyanya.

"Markas Brasthunder?" Mega menyaut. "Ngapain lo ke markas Brasthunder?" tanyanya, tidak suka sekaligus iri karena ternyata Audrey sudah mengenal teman-teman Gara yang tidak ia kenali.

"Bukan urusan lo," jawab Audrey singkat, lalu berbalik badan, ingin perti ke toilet.

"Eh, tunggu! Ups--" Mega menutup bibirnya. "Sorry, enggak sengaja tumpah."

Audrey menunduk, menatap jaket bagian bawahnya terkena tumpahan es-- atau lebih tepatnya sengaja ditumpahi oleh Mega?

"Lo apa-apaan sih!" Jodi yang melihat itu juga langsung kesal. "Lo sengaja, kan, numpahin minuman ini?"

Mega mengangkat dagunya, angkuh. "Kalau iya kenapa? Dia yang kena kenapa lo yang nyolot??" Cewek itu tampak tidak ada takut-takutnya berhadapan dengan Jodi yang bertubuh tinggi besar.

"Karena dia pacarnya Ga---"

"Udah, gak usah ribut," potong Audrey sambil mengibas-kibas air di permukaan jaketnya.

"Tapi kayaknya baju lo udah gak memungkinkan buat lanjutin pesta, kenapa gak pulang aja?" tanya Mega.

"Lo aja yang pulang!" Malah Jodi yang menjawab masih dengan raut kesal.

Audrey melirik malas pada keduanya, lalu memilih meninggalkan mereka dan pergi menuju toilet. Sebenarnya Audrey tahu di mana toiletnya, bahkan tahu semua seluk beluk tempat ini. Gor atau lapangan kan sudah menjadi markas Audrey.

Begitu menutup pintu salah satu bilik toilet, Audrey menunduk. Warna biru dari minuman yang Mega tumpahkan tadi tidak terlalu ketara di jaket hitam Audrey. Ia melepaskan jaket itu dan membasuh bagian yang kotor dengan air.

Sedikit bagian celananya juga basah, kalau Audrey keluar dengan seperti ini bisa membuat orang-orang salah paham. Audrey menghela napas, ia menarik dan mengangkat ujung jerseynya, lalu mengikatnya di bagian belakang. Sekarang jersey audrey lebih mirip seperti croptop yang memperlihatkan sedikit perut ratanya.

Sebenarnya Audrey melakukan itu karena ternyata bagian bawah jersey yang ia kenakan juga terkena cairan berbau tadi, dan lumayan menimbulkan noda. Audrey melipatnya ke atas agar tidak ada yang melihat noda itu. Ia juga membilas beberapa bagian yang terkena agar tidak bau.

ANGGARA [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang