Plak!
Ganis melayangkan tamparan pada sosok jangkung di depannya. Dari sorot mata cewek itu, ketara sekali ia sedang marah dan kecewa.
"Berapa kali kakak bilang, keluar dari kumpulan itu! Kakak nggak suka kamu ikut Brasthunder, Galang!"
Galang bergeming di tempat dengan posisi tertoleh ke kanan setelah menerima tamparan keras dari kakaknya, ia tidak berani menatap mata Ganis. Galang tidak suka melihat kakaknya kecewa, tapi sekarang, Galang mengecewakannya.
"Kamu udah dengar apa yang terjadi di rooftop? Mereka itu anak-anak nakal! Kamu mau jadi kayak mereka, Galang? Kamu mau bikin Bunda sama Ayah sedih?!"
Kini Galang menunduk. "Kak, hukum Galang kalau Kak Ganis marah. Tapi tolong, jangan larang Galang untuk jadi bagian dari Brasthunder."
PLAK!
Kali ini pipi kanan Galang yang menerimanya, Ganis tak kuasa menahan tangisnya, sementara Galang langsung menutup kedua matanya. Ia selalu berjanji tidak akan membiarkan kakaknya menangis, tapi sekarang justru ia yang menjadi penyebab Ganis menangis.
Ganis menunduk, merasakan sesak di dadanya. Ia kecewa pada adiknya, tapi Ganis tidak bisa lebih marah dari ini. Ganis hanya punya Galang, kedua orang tua mereka telah pergi ke surga tahun lalu, ia hanya tidak ingin Galang salah pergaulan, karena itu berarti Ganis telah salah mendidik dan tidak bisa menjaga Galang.
"Sekarang kamu milih, kamu dengerin omongan kakak dan keluar dari Brasthunder. Atau tetap jadi bagian geng itu tapi jangan harap bisa bicara lagi sama kakak." Ganis memberikan pilihan yang membuat Galang langsung menegakan kepala. "Kakak tunggu jawaban kamu secepatnya."
Ganis pergi meninggalkan Galang yang hanya bisa menatap nanar punggung kakaknya yang semakin menjauh, kedua mata cowok itu memanas tapi ia tidak boleh terlihat lemah.
Galang mendongak agar tidak sampai ada air mata yang keluar, ia harus jadi cowok kuat demi kakaknya. Galang hanya perlu memberi penjelasan untuk kakaknya, bahwa Ganis adalah salah satu alasan Galang bergabung dengan Brasthunder.
Galang dulu lemah, tapi ia tidak mau lemah lagi karena Galang ingin melindungi Ganis. Hanya Ganis yang Galang punya, oleh karena itu Galang harus berteman dengan orang-orang yang bisa membuatnya kuat atau setidaknya terlihat kuat. Galang tidak ingin, kejadian masa lalu kembali menimpa ia dan kakaknya.
.
.
.
.
."Lingga!"
Lingga yang baru keluar dari lab IPA, menoleh saat sebuah suara menyerukan namanya. Cowok dingin yang selalu berekspresi datar itu sempat terkejut melihat Ganis berjalan ke arahnya dengan langkah yakin.
"Keluarin adik gue dari Brasthunder, sekarang!" tegas Ganis tanpa basa-basi.
Tatapan terkejut Lingga berubah menjadi datar seperti biasa, cowok itu hanya menatap Ganis tanpa menjawab, membuat Ganis semakin kesal.
"Lo sama teman-teman lo kalau mau nakal ya nakal aja sendiri, nggak usah ajak-ajak yang lain, apalagi adik gue!" sentak Ganis. "Masa depan adik gue masih panjang cuma untuk buang-buang waktu ikut perkumpulan nggak jelas kayak kalian!"
"Perkumpulan nggak jelas apa maksud lo?" tanya Lingga balik dengan suara berat yang membuat Ganis terkejut, ketara sekali cowok itu tersinggung.
"Lo kalau nggak tau soal Brasthunder mending diem, nggak usah komentar daripada nanti malu sendiri," kata Lingga. "Lagian adek lo yang mau masuk bukan kita yang maksa."
Lingga sempat memberi tatapan peringatan pada Ganis sebelum meninggalan cewek itu di depan lab IPA, cowok itu menatap lurus ke depan dan enggak menoleh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Genç KurguGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...