"Sekilas tadi gue kira dia bukan Lingga," komentar Audrey. "Gitu ya dia kalau berdua sama Ganis doang."
"Gue juga baru tau," timpal Gara, terdengar begitu dekat di telinga Audrey.
"Munduran," kata Audrey tanpa menoleh, ia tahu Gara berdiri tepat di belakangnya.
Mereka sedang mengintip Ganis dan Lingga di balik pilar besar. Kebetulan tadi keduanya keluar teater bersamaan dengan Lingga dan Ganis, untuk membuntuti mereka ini adalah ide Audrey.
Gara mundur sesui permintaan Audrey tanpa banyak tanya. "Ngapain juga ngikutin mereka, kayak orang nggak ada kerjaan aja," dumel cowok itu.
"Apa juga nih melototin gue?" Gara mendelik karena Audrey menatapnya tajam.
"Ini rencana lo, kan?" tuding Audrey. "Lo yang minta tukar tiket sama Lingga, kan? Ngaku lo!"
"Enggak, pede amat," kilah Gara. "Lagian gue emang mau nonton kok, kebetulan aja ketemu lo."
"Kebetulan apaan bisa jejeran,"
"Gue denger," balas Gara.
"Lah emang nggak lagi ngebatin, kok!"
"Terus kenapa nggak ngomong di depan muka gue langsung?" tantang Gara. "Lihat mata gue kalau berani."
"Aha, nggak berani, kan?" Gara tersenyum menang. "Berarti fix sih lo suka sama gue," ucap Gara dengan percaya dirinya.
Audrey menoleh cepat dan langsung mendelik. "Najis! Jauh-jauh sana lo orang kepedean!"
Bukannya menjauh seperti yang Audrey katakan, Gara malah mengambil satu langkah maju. Audrey langsung memasang pose seperti petinju, membuat Gara mengurungkan niatnya.
"Ayo," ajak Gara.
"Ayo-ayo, mau apa? Nraktir makan?" tanya Audrey dengan tampang judesnya.
Gara tertawa kecil. "Giliran sama makanan aja cepet."
"Iya lah! Harusnya kan hari ini gue makan enak dibayarin Lingga. Tapi karena lo mengacau, jadi lo harus ganti rugi."
"Nggak usah tunjuk-tunjuk juga, udah kayak nagih hutang aja lo." Gara menurunkan jari telunjuk Audrey dari depan mukanya. "Sebagai cowok yang bertanggung jawab, gue pasti ganti rugi lah," katanya yakin.
"Bagus deh." Audrey mengangguk. "Gue yang pilih tempat makannya."
Gara tersenyum. "Today is yours."
Audrey mengibaskan tangannya, lalu melangkah lebih dulu kembali memasuki gedung bertingkat tadi.
Gara memerhatikan cewek itu masih dengan senyumannya. "My time too."
...
...
...
...
...Audrey melirik Cecil, begitupula sebaliknya. Mereka heran karena sejak padi Ganis diam saja, tidak menyapa sama sekali, bahkan tidak mau menoleh ke arah mereka.
"Ini Ganis ngambek, ya?" tanya Cecil tanpa suara.
"Menurut lo?" Audrey rolling eyes. Sebenarnya ia juga kesal karena ternyata Cecil adalah dalang di balik kejadian kemarin, cewek itu bekerja sama dengan Gara.
Cecil meringis. "Gue kan udah minta maaf," katanya melas.
"Minta maaf ke Ganis tuh," kata Audrey.
Audrey menatap Ganis, tiba-tiba merasa penasaran apa yang terjadi setelah sahabatnya itu diantar pulang Lingga. Satu cara untuk mengetahuinya, yaitu bertanya pada Galang.
...
...
...
...
..."Galang Mahesa," panggil Audrey saat melihat sosok Galang keluar dari ruang olahraga bersama temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Fiksi RemajaGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...