11. ANGGARA

1.4K 76 2
                                    

"Kayaknya akhir-akhir ini lo suka nyamperin gue, suka lo sama gue?"

Audrey berdecih. "Niat baik gue langsung ilang lo ngomong kayak gitu."

Mendengarnya membuat Gara tertawa. Cowok itu mundur dan bersandar pada tembok dengan kedua tangan dimasukan ke saku celana sekolahnya.

"Ada apa?"

"Brasthunder ada jadwal tawuran nggak minggu ini?" tanya Audrey langsung.

Gara menaikkan sebelah alisnya, merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Audrey. Cowok itu mengulurkan tangan menyentuh dahi Audrey namun langsung ditepis.

"Sakit lo? Ngapain nanya jadwal tawuran Brasthunder? Mau jadi managernya?"

"Kurang kerjaan amat!" balas Audrey cepat. "Jawab aja deh gue gak ada waktu ngobrol lama-lama sama lo."

"Gak ada," jawab Gara yang juga sedang malas berdebat. "Lagian kalau mau tawuran ngapain pakek jadwal? Bisa aja pulang sekolah ini kita nyerang--"

"Jangan!" cegah Audrey.

"Jangan apa?" Gara tertarik dengan obrolan ini, apalagi ekspresi Audrey tiba-tiba panik dan cemas.

"Pokoknya jangan. Jangan tawuran deket-deket ini, apalagi lo yang pergi nyamperin mereka."

"Mereka siapa?"

"Jaguar."

"Emang siapa bilang mau tawuran sama Jaguar? Gak ada yang bilang."

Jawaban Gara membuat Audrey terdiam, cowok itu berdiri tegak lalu melangkah mendekati Audrey. Membuat Audrey perlahan bergerak mundur karena Gara terus mempersempit jarak keduanya.

Langkah Audrey tertahan saat ia merasakan punggungnya menyentuh tembok. Gara segera mengulurkan kedua lengannya, mengunci pergerakan Audrey.

"Lo apa-apaan sih?!" Audrey mendorong Gara namun tenaganya kalah kuat, Gara masih mengungkungnya membuat Audrey menahan napas.

"Jangan sok tau," kata Gara di depan wajah Audrey. "Gue tau lo kerjasama sama si anak baru itu buat memberontak ke Brasthunder. Tapi jangan harap rencana lo berhasil, karena lo berhadapan sama gue. Brasthan Anggara."

Perkataan Gara membuat Audrey terdiam, ia merasa terintimidasi oleh tatapan cowok itu. Tatatapan datar seorang Brasthan Anggara yang sebenarnya tidak pertama kali Audrey lihat. Tapi kali ini, Audrey merasakan langsung bagaimana berhadapan dengan sisi Gara sebagai ketua Brasthunder. Cowok itu tidak main-main jika menyangkut geng yang diketuainya. Apalagi jika ada yang berniat buruk padanya.

Gara sadar wajah Audrey semakin pias, walau tidak terlalu ketara karena cewek itu masih memertahankan ekspresi sangarnya. Gara menarik kedua lengannya dan membebaskan Audrey dari kungkungan cowok itu.

"Lo boleh pergi," kata Gara. "Pergi sebelum gue berubah pikiran dan anggap lo lawan kayak waktu gue lagi hajar orang."

Kedua tangan Audrey terkepal, ia membalas tatapan remeh Gara yang ditujukan padanya. Cewek itu melangkah pergi namun Gara mencekal lengannya.

"Gue kasih dua pilihan buat lo, tetap diam atau memberontak pada Brasthunder. Lo akan tau konsekuensinya kalau pilih opsi kedua."

Gara melepaskan cekalannya tanpa menunggu Audrey memberi jawaban, membuat cewek itu langsung melangkah pergi tanpa meninggalkan sepatahkatapun. Gara yang menatap punggung Audrey hingga berbelok ke koridor lantas menarik satu sudut bibirnya.

"Lo sengaja ya main-main sama gue?" Gara terkekeh. "Awas kalau gue seriusin."

.
.
.
.
.
.

ANGGARA [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang