Audrey pulang diantar Benua setelah dipaksa karena terus kekeh ingin pulang sendiri. Sementara Bobby kini duduk diam di sofa ruang rawat Gara dengan sudut bibir lebam dan sedikit sobek.
Setelah pertanyaan itu keluar dari mulut Bobby, cowok itu langsung mendapat hantaman kuat dari salah satu temannya. Benua. Cowok itu amat murka karena tuduhan yang Bobby ajukan pada Audrey.
Bobby mengumpat beberapa kali, merutuki sikap Benua yang terus membela Audrey. Bukan sekali saja, bahkan saat di tim basket pun Benua selalu ada di pihak Audrey sekali pun tim putra membeci cewek itu.
Sudah lama Bobby curiga kalau ada apa-apa antara mereka. Tapi melihat kedekatan Gara dan Audrey akhir-akhir ini membuat Bobby berspekulasi lain.
Benua menyukai Audrey diam-diam, dan Audrey tidak menyadarinya. Mungkin begitu.
"Goblok!" maki Bagas. "Tadi lo mikir apa sih sampai main jeplak gitu aja?"
Bobby hanya melirik cowok itu tanpa berminat menjawab. Sejak tadi ia merasa ada yang mengawasi dengan tatapan tajam. Tentu saja berasal dari sang ketua yang kini terbaring di atas brankar.
Lingga duduk di sofa, di sebelah Bobby.
"Padahal Benua yang minta kita kumpul, tapi dia pergi lagi," kata Bagas. "Gara-gara lo sih, Bob!"
"Kok gue?!"
"Benua mau bicara soal De Leon," papar Lingga. "Dia habis ngobrolin ini sama Bang Alaska."
"Bang Alaska?" ulang Bagas. "Kenapa jadi ke Bang Alaska?"
"Jangan bilang lo lupa kalau Bang Alaska pernah berkecimpung di dunia yang sama kayak kita. Bahkan lebih besar," kata Lingga. "Bang Alaska tahu soal De Leon."
Gara memejamkan kedua matanya, nama itu benar-benar membuat gejolak aneh dalam dirinya berkobar amat cepat. Ingin rasanya Gara pergi ke markas mereka dan meluluh lantakannya seperti saat ia mengalahkan kelompok yang berusaha mengusik Brasthunder.
Tapi dengan kondisi seperti ini, bahkan hanya untuk duduk lebih lama saja Gara tidak kuat. Tubuhnya amat lemah sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit.
"Lo udah tau?" tanya Gara.
"Tau," jawab Lingga. "Tapi lebih baik kita tunggu Benua, biar dia jelasin semuanya."
***
"Pertanyaan Bobby tadi jangan dimasukin hati," kata Benua.
Audrey menghentikan langkah dan berbalik. "Gue pulang sendiri."
"Enggak, gue antar."
"Gue nggak suka dipaksa," jelas Audrey dengan wajah datarnya. "Mending lo balik sana."
Benua memiringkan kepala. Audrey sudah kembali seperti diri cewek itu yang sebenarnya. Seolah insiden tadi tidak pernah terjadi.
Padahal Benua masih ingat dengan jelas bagaimana Audrey menggigil ketakutan, bahkan untuk berdiri sendiri saja kesusahan.
Ada ya orang bisa menangi trauma hebatnya dengan mudah dan cepat?
Oh, ya, dia kan Audrey. Semua hal tentang Audrey selalu mengejutkan. Sejak awal cewek itu dengan terang-terangan menentang Gara di depan siswa SMA Cakrawala saja sudah menjelaskan kalau cewek itu berbeda dari yang lain.
"Lo juga berpikir perkataan Bobby benar?" tanya Audrey tiba-tiba.
Benua mengerutkan kening, lantas menggeleng.
"Kenapa?"
"Kenapa?" ulang Benua. "Karena itu nggak mungkin. Gue kenal lo, mana mungkin lo--"
"Sepercaya diri apa lo sampai bilang gitu?" sahut Audrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Teen FictionGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...