"Makan gratis ditraktir Brasthan Anggara, kapan lagi coba ada kesempatan kayak gini," goda Gara ketika ia dan Audrey sedang menunggu mie ayam yang sedang disiapkan.
Audrey rolling eyes, padahal ia tidak minta pulang bareng. Tapi ya begini akhirnya, mereka mampir ke warung mie ayam tidak jauh dari sekolah gara-gara perut Audrey tiba-tiba keroncongan dan Gara mendengarnya.
walau sempat ditertawakan sampa membuat Audrey hampir memakai pukulan mautnya, tapi Gara bilang akan menraktir makan karena sekarang Audrey besamanya.
"Muka lo kusut banget perasaan dari tadi, kenapa?"
"Berisik," balas Audrey, ia pusing setelah mengobrol dengan Coach Andik tadi.
Pelatih SMA Garuda minta minimal pemainnya ada 10, mereka mau latih tanding dengan serius karena persiapan event bulan depan.
Pemberitahuannya sangat mendadak, sementara sampai sekarang pemain putra yang mau ikut hanya 9 anak.
"Kalau gue tebak sih pasti karena basket," ujar Gara. "Dari perubahan ekspresi lo, berarti tebakan gue bener."
"Ada masala apa lagi sih, banyak banget perasaan masalah di tim basket?"
"Orang luar nggak boleh tau,"
Pesanan mereka datang, Audrey langsung makan tanpa menunggu Gara lebih dahulu. Ia lapar karena siang tadi tidak sempat makan. Seharian tadi moodnya berantakan karena keanehan Mondi, membuat Audrey malas melakukan apapun bahkan hanya untuk pergi ke kantin karena terus diperhatikan.
"Gue dengar hari ini si bangsat masuk sekolah." Gara buka suara setelah mie ayamnya habis, cowok itu selesai lebih cepat dari Audrey.
Audrey meneguk es teh mans miliknya, lalu mengangguk pelan, membenarkan.
Tidak heran kalau Gara tahu apapun yang terjadi di sekolah walau sedang diskors, teman-temannya banyak. Apalagi dia ketua Brasthunder yang hampir tiap kelas di seluruh angkatan SMA Cakrawala pasti ada saja anggotanya.
"Dia nggak macam-macam, kan?"
Audrey menggeleng lagi, walau sebenarnya cowok itu bertingkah dan membuat Audrey risih.
"Awas aja kalau bikin ulah lagi, gue habisin beneran dia," geram Gara, lalu menghabiskan es teh manis miliknya.
"Apapun yang dilaporin Miko ke lo, jangan langsung percaya, dia jago ngarang cerita," ujar Audrey, membuat Gara yang sedang minum hampir saja tersedak.
"Gimana lo tau gue dapat info dari Miko?"
"Siapa lagi yang bisa lo suruh jadi mata-mata di kelas gue kalau bukan Miko?"
Gara tertawa kecil. "Gue nggak nyuruh, dia laporan atas kemauannya sendiri."
"Tapi jangan gitu lagi. Mereka teman lo bukan bawahan lo. Iya memang lo ini ketua, tapi jangan seenaknya memakai jabatan dan memandan orang lain lebih rendah," kata Audrey, membuat Gara menatapnya. "Lo dipilih jadi ketua karena mereka percaya sama lo, mereka segan sama lo. Iya mungkin ada yang takut sama lo karena kalau lagi ngamuk kayak orang kesetanan."
Gara tertawa mendengarnya.
"Tapi ingat, Ga, ketua ada untuk melindungi, mengayomi, menyatukan, mewakili, dan juga berdiri paling depan untuk membela anggotanya. Sebagai ketua, semakin tinggi tempat yang kita pijak, semakin harus lebih kuat juga karena angin cobaan dan masalah akan semakin kencang."
Kali ini Gara mendengarkan dengan seksama tanpa mengalihkan perhatiannya dari Audrey, cewek itu sangat serius dengan perkataannya.
Gara membenarkan perkataan Audrey, cewek itu berkata demikian bukan sekedar ceramahan tapi karena dia juga mengalami hal itu. Audrey adalah ketua tim basket putri SMA Cakrawala, sudah bukan rahasia umum kalau tim basket SMA ini sudah berantakan sejak diblacklist 2 tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Подростковая литератураGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...