43. ANGGARA

1K 57 1
                                    

Tatapan Audrey berubah, keningnya berkerut dalam begitu ia melihat jelas wajah orang bernama Reffo yang katanya adalah pelaku penusukan Galang. Cengkraman tangan Audrey pada kerah Reffo tidak mengendur sedikitpun walau hawa di sekitarnya sudah tidak setegang tadi.

"Lo Reffo?" tanya Audrey, suara yang sebelumnya penuh emosi dan dendam kini juga mulai berubah.

Reffo membuka matanya perlahan, ia melihat tangan Audrey yang masih mengambang di sebelah wajahnya, ngeri. Lalu cowok itu menatap Audrey, melihat wajah cewek di depannya yang kini mencengkram kuat kerah jaket yang ia kenakan sampai rasanya sedikit tercekik.

"Lo yang nusuk Galang?" Suara Audrey merendah, kini cekalan tangannya mengendur. Audrey menurunkan tangan kirinya yang hendak memukul Reffo, lalu menggeleng pelan.

"Bukan lo, kan?"

Gara yang mendengar pertanyaan Audrey langsung mengerutkan kening, kaget sekaligus tidak mengerti. Cowok itu menghempaskan lengannya lalu menghampiri Audrey dan segera menarik cewek itu menjauh dari Reffo.

"Maksud lo apa? Dia Reffo! Orang yang bunuh Galang!" bentak Gara pada Audrey, emosi yang belum reda dalam diri cowok itu seolah kembali tersulut.

Audrey masih menatap Reffo dengan tatapan menerawang, cowok itu langsung menunduk dalam menghindari sorot mata Audrey. Hal itu malah membuat Audrey kembali menggeleng, ia menggeser tubuh Gara dan kembali menghadap Reffo.

"Bilang, lo bukan pelakunya, kan?" tanya Audrey lagi, suaranya sangat pelan. "BUKAN LO YANG NUSUK GALANG, KAN?!"

Audrey kembali mencengkeram kerah jaket Reffo lalu mengguncangnya keras, namun Reffo tetap menunduk, tidak mau menatap cewek itu.

"SIAL!" umpat Audrey sambil menghempas kerah kemeja Reffo kasar. "Gue nggak nyangka manusia bisa berubah secepat ini," ungkapnya, lalu mundur dua langkah.

"Gue ingat benar tahun lalu lo datang layaknya penyelamat, berusaha nolongin orang yang udah sekarat, maksa dokter supaya selamatin orang itu walau akhirnya tetap Tuhan ambil dia." Audrey tertawa pelan, tepat saat bulir bening mengalir dari sudut mata kirinya. "Gue ingat betapa terpukulnya lo saat itu, seolah lo udah kenal banget sama dia, seolah dia adik lo sendiri. Tapi sekarang?"

Reffo mendongak perlahan, menatap Audrey dengan sorot yang tidak bisa diartikan. Sampai sekarang ia belum membuka suara, tapi ketara perubahan pada sorot matanya. Saat tadi Gara datang, Reffo masih memertahankan tatapan datar namun tegas seperti tidak berbuat apapun, tapi sekarang saat Audrey berdiri di depannya.... Sebenarnya apa yang terjadi antara Audrey dan Reffo? Gara bertanya dalam diamnya.

Audrey berbalik dan mengambil langkah cepat meninggalkan ruangan yang masih panas penuh emosi, membuat Gara memerhatikan sampai cewek itu berbelok dan tidak terlihat. Gara sempat melempar tatapan mengancam pada Reffo yang dibalas datar-datar saja, lalu berlari mengejar Audrey yang sudah sampai di halaman depan.

Gara langsung mencekal lengan Audrey begitu berhasil menyusulnya, namun dengan cepat Audrey menghempas lengannya hingga cekalan Gara terlepas, tapi cewek itu tetap berbalik dan berhadapan dengan Gara.

"Lo kenal Reffo?"

"Bukan urusan lo!" balas Audrey cepat. "Jangan ngomong sama gue!"

Audrey kembali berbalik dan berlari menjauh hingga keluar dari area kantor polisi lalu menyebrang jalan. Gara memerhatikan di tempatnya, walau sebenarnya ia ingin berlari menghampiri Audrey, apalagi saat beberapa kali cewek itu hampir terserempet ketika menyebrang jalan.

Namun saat melihat apa yang terjadi di seberang jalan, sekujur tubuh Gara rasanya ditahan sesuatu yang besar, membuatnya tidak bisa bergerak menyusul cewek itu atupun pergi dari sana.

ANGGARA [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang