"Drey, gue mau ngomong sama lo." Mondi duduk di sebelah Audrey di bangku panjang sisi lapangan basket, mereka baru selesai mengadakan rapat membahas sparing.
"Ngomong aja," jawab Audrey tanpa menoleh, ia sibuk bertukar pesan dengan ketua tim basket SMA Garuda.
"Lo deket sama Gara?"
Audrey langsung menoleh. "Kata siapa?" tanyanya, terselip nada tidak suka.
"Gue denger soal kejadian di lorong tadi, jadi--"
"Lo ambil kesimpulan cuma dari apa yang lo denger tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi?" Audrey beranjak, ia mendadak jadi kesal. "Cocok lo jadi admin akun gossip sekolah."
"Drey, tunggu." Mondi mencekal lengan Audrey yang sudah beranjak, hendak pergi. "Bukan gitu maksud gue, cuma nanya aja."
"Emang apa urusannya sama lo? Ah--" Audrey menarik satu sudut bibirnya. "Lo mau bikin rencana gila nyulik gue kayak waktu itu lagi karena gue dekat sama musuh lo?"
Mondi tampak bingung, jelas ia tidak paham apa yang Audrey maksud. Cowok itu menggeleng, namun Audrey dengan cepat menghempaskan lengannya dan membuat cekalan Mondi terlepas.
"Gue nggak pernah ada rencana begitu, Drey, sumpah. Gue nggak tau apa-apa."
Audrey memiringkan kepalanya. "Ngaku anak Jaguar tapi nggak tau apa-apa soal kelakuan gengnya? Bener anak Jaguar bukan lo?"
Ekspresi Mondi berubah ketika nama itu disebutkan, tatapannya menjadi serius. Mungkin sekali senggol lagi, Mondi akan mengamuk.
"Kenapa jadi Jaguar?" tanyanya.
"Karena mereka yang--"
"Lo sekarang di pihak Brasthunder, Drey?" potong Mondi.
Audrey langsung diam, kalimat tadi bukanlah sebuah pertanyaan.
Mondi menyunggingkan senyum. "Udah gue duga sih," gumamnya, tertawa singkat. "Lo mau hancurin mereka dari dalam, kan?"
"Hah?"
Audrey benar-benar dibuat cengo dengan kesimpulan yang dibuat Mondi sekarang. Cowok itu tertawa, menatap Audrey seolah sedang memberi apresiasi.
"Woah, gue nggak nyangka lo selicik ini, Drey." Mondi menepuk pundak Audrey dua kali. "Bangga gue punya teman kayak lo, untung lo masih di kubu gue, nakut-nakutin aja lo."
Bocah ini ngomongin apa sih?
Ekspresi Audrey seolah mewakili kalimat itu, ia mendelik aneh pada Mondi.
"Oke, ayo pulang bareng gue. Entar gue traktir bakso enak dekat komplek sana."
Mondi pergi lebih dulu meninggalkan area lapangan basket dengan senyuman lebar, membiarkan Audrey yang masih terheran-heran.
"Siapa juga yang sekubu sama dia?" cibir Audrey.
Rasanya Audrey ingin memukul cowok itu sekarang juga agar dia tahu tempat, sedang di mana dia menginjakkan kaki sekarang.
Bisa dibilang SMA Cakrawala adalah salah satu markas Brasthunder, banyak siswa di sekolah ini yang menjadi anggotanya. Walau bukan anggota, semua tahu kalau berada di SMA Cakrawala berarti ada di pihak Brasthunder. Mungkin Mondi adalah satu-satunya orang yang dengan terang-terangan ia berada di kubu lawan namun berani menetap di area Brasthunder.
Hampir semua tahu tentang hal ini, mereka juga heran kenapa Gara tidak bertindak dengan tegas. Cowok itu selalu bilang abaikan Mondi selama dia tidak berbuat macam-macam di lingkungan ini.
"Sinting," maki Audrey, lalu meninggalkan tempat itu.
...
...
...
...
...Gara melihat Audrey di halaman, ia memerhatikan dari tempat parkir semua gerak-gerik Audrey. Cewek itu sendirian, tidak bersama dua temannya seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [SELESAI]✔
Teen FictionGara benci ditentang dan dihalangi, tapi ada satu cewek yang tiba-tiba dengan berani menentangnya. Berbagai masalah muncul dan mengharuskan mereka terus terlibat. Apakah rasa benci Gara akan berubah? Sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa begitu membenc...