°Gadis Brengsek° [16]

73 30 84
                                    

°••[Bagilah bebanmu dengan kami]••°

"Oi, Vin! Alisha bertengkar lagi noh dengan anak sekelasnya," teriak salah seorang siswa yang terlihat ngos-ngosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oi, Vin! Alisha bertengkar lagi noh dengan anak sekelasnya," teriak salah seorang siswa yang terlihat ngos-ngosan. Laki-laki itu berdiri sembari mengatur napasnya. Jarak antara lapangan sekolah dan tempat pelatihan basket lumayan menguras tenaga sang lelaki.

Kevin yang berada di tengah lapangan pun mengalihkan pandangannya. Ia menepi sebentar selagi mendengar penjelasan dari teman sekelasnya.

"Kayaknya tu anak emosi banget, mending lu susul, deh."

Kevin mengangguk. Laki-laki itu berlalu dari lapangan setelah menepuk bahu temannya, meninggalkan latihannya setelah meminta izin dari teman-teman serta pelatihnya menuju lapangan sekolah. "Dasar! Bucin akut!"

Kevin terus membatin di sepanjang perjalanannya, "Tumben banget. Nggak biasanya dia bertengkar dengan anak sekelasnya sendiri. Wait, anak sekelasnya? Apa jangan-jangan..."

Dengan kecepatan sebisanya, Kevin berlari sekencangnya walau harus ngos-ngosan karena pelatihan yang ia persiapkan untuk pertandingan di sekolah lain.

Kakinya berhenti tepat di kerumunan anak-anak lain yang bergerumul bak semut disana. Matanya menangkap Alisha disana yang berlinang air mata.

"KENAPA ADELIO!!"

Teriakan tiba-tiba Alisha mengejutkan Kevin yang masih mencoba mengatur napasnya. "Berulah ... apa lagih bajingan itu astagah ...."

"Gue juga punya kehidupan pribadi. Gue juga mau hidup normal seperti anak-anak lain, tau!"

Kevin terperangah.

Alisha kembali mengusap matanya yang terus berair hingga jatuh mengenai pipi mulusnya walau tidak ia perintahkan. Sesegukan pun mulai terdengar walau sesekali.

"Lo kalo beneran laki harusnya berhadapan langsung dong dengan gue! Jangan cuma bisa menyerang dari belakang!" Alisha lagi-lagi berseru kesal. "Jangan berlindung dari balik kata 'laki-laki tidak akan menyakiti perempuan'. Bahkan, mulut ember pecah lo itu lebih menusuk, bajingan!"

"Adelio! Anak itu lagi-lagi!" batin Kevin sembari menggertakan giginya.

"Apa? Apa yang kalian inginkan dari gue?"

Alisha tak lagi mengusap matanya dan membiarkan bulir-bulir bening tersebut jatuh membasahi pipinya hingga jatuh ke tanah. Kevin yang melihat pemandangan tersebut secara otomatis mencengkeramkan tangannya. Menutupi ekspresi wajahnya dari rambut lembab terkena bulir-bulir keringat.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang