°••[Penyelesaian]••°
Satu ruangan kosong dan lumayan luas, terdapat seorang lelaki dengan mata yang masih setia terkatup. Satu matanya terbalut perban di bagian kanan yang masih terlihat basah karena cairan merah. Laki-laki itu duduk di satu kursi single dengan tubuh yang terikat erat.
Satu matanya terbuka perlahan, memperlihatkan manik kelamnya yang masih mencoba menetralkan pencahayaan. Tidak butuh waktu lama untuknya terbiasa dengan cahaya remang lampu di ruangan tersebut. Bola matanya langsung menangkap sesosok lelaki lain di hadapannya.
Bruak.
Saga seketika meringis tertahan lantaran terjungkal kebelakang beserta kursi yang masih terikat di tubuhnya, karena ditendang oleh Aiden yang berada di hadapannya.
"Jangan mati dulu, gue masih ada urusan sama lo," ujar Aiden datar.
Deon membantu Saga kembali ke posisi semula. Tenaga Saga benar-benar terkuras habis sebab dipukuli habis-habisan oleh bawahan Deon semalaman.
"Santai dikit dong, Kak. Kalau sampai dia gak sadar lagi gimana?" sarkas Deon sambil mencengkeram bahu Saga kuat.
Jovan menjawab, "Kalo beneran, sekalian aja gue kirim dia ke alam lain."
Aiden kembali menerjang kursi yang diduduki Saga, tapi tertahan dengan Deon yang masih memegangi kedua bahu Saga.
"Di mana anggota lo yang lainnya?" tanya Aiden sambil menyesap rokoknya.
Saga terkekeh sejenak. "Tch, lo kira gue bakal kasih tau lo, ha?" tukas Saga.
Plak.
Satu tamparan mengenai wajah Saga yang memang sudah dipenuhi memar dan Aiden lah pelakunya. "Katakan," sarkas Aiden lagi dengan poker face-nya.
Saga menggeram. Mulutnya terasa kelu sekarang. "Tidak ada. Kalian sudah menghab-"
Buak.
Lagi-lagi Aiden malayangkan pukulan mengenai wajah Saga. Kali ini, Saga lagi-lagi terjatuh beserta kursi yang masih terikat di tubuhnya ke arah samping. Deon balik mendudukan Saga ke posisi semula.
"Tinggal jujur aja kenapa, sih?" Pikir Deon malas.
Manik kelam Jovan menangkap senyuman di wajah Aiden. "Mampus dah, bisa-bisa sampe sore nih gak bakal kelar," batin Jovan yang mulai bergidik ngeri.
✿
✿
✿
Tempat yang tadinya diduduki oleh Alisha, kini berganti dengan Zallynda. Adelio menatap tajam Zallynda seraya menunggu dengan sabar penjelasan sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brengsek✔
Ficção Adolescente"Eh katanya anak itu sok banget loh dengan nolak semua cowok yang nembak dia?" ucap seorang siswa menatap sinis gadis di seberang. "Bukan sok lagi, tpi beneran ngejengkelin. Yah sih cantik, tapi sifatnya buruk banget." "Hm, cepat atau lambat dia pa...