°Gadis Brengsek° [56]

32 2 0
                                    

°••[Sosoknya Yang Berbeda]••°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°••[Sosoknya Yang Berbeda]••°

Indria menelusuri koridor kelas. Manik kelamnya tampak kosong di tiap langkah ia melewati lorong yang masih sepi. Angin pagi terasa begitu menusuk membuatnya sesekali mengusap-usap lengan. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu kelas. Netranya menangkap dua orang yang saat ini cuma duduk berdua.

"Yo, Indria! Aku datang lebih cepat hari ini dari kalian, lho~" sapa Alisha dengan riang.

Mata Indria bergulir ke arah orang lain yang berada di sana. Tangan laki-laki itu melambai pelan sembari tersenyum lembut. Memamerkan senyumnya seperti biasa.

"Tumben," sahut Kirana seraya menepuk pelan bahu Indria, membuat gadis cantik itu sedikit terperanjat kaget.

"Salam dulu, kek, kalo negur itu," papar Indria.

Kirana terkekeh pelan. "Ya, maap. Tumben banget, sih, kamu sensian. Kenapa?" tanyanya.

"Gak papa, sih. Cuma lagi capek aja," tukas Indria sementara kakinya melangkah menuju bangkunya.

Kirana mengekor dari belakang, seraya menuju bangkunya yang tadi di duduki Kevin. Netra Kirana mengikuti gerakan Kevin yang sudah berdiri dari duduknya. "Lo, ngapain di sini?" tanyanya.

Kevin mengalungkan lengannya melingkari leher Alisha sambil tersenyum cerah. "Tentu saja buat nemuin cewek, gue, lah," jawabnya.

Jika seandainya Kirana atau pun Alisha teliti, mungkin mereka akan mendapati manik kelam Kevin tertuju ke arah orang lain di antara mereka.

Indria yang merasa diamati laki-laki itu pun, memilih membuang muka dengan memandang ke arah luar jendela.

_________Flashback_________

"Kenapa?" tanya Indria.

Kevin menatap Indria yang duduk di sebelahnya dalam, lalu menatap kembali langit-langit. "Ntahlah," jawabnya.

Indria mengernyit tak suka, pasalnya jawaban dari Kevin tak membuatnya puas. Indria balik melanjutkan meminum bobanya yang masih tersisa setengah.

"Tapi yang pasti, gue gak mau kehilangan dia," imbuh Kevin.

Indria melirik dari sudut matanya.

"Karena hanya dialah gue bisa sampai sejauh ini," lanjut Kevin lagi.

Indria berhenti menyeruput minumannya. Kernyitan di dahi tanda tak mengerti, membuat Kevin paham.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang