°Gadis Brengsek° [5]

168 47 122
                                    

°••[Bangkitnya Kebencian]••°

Langit biru kian berubah warna jingga saat Mentari menuju ufuk barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit biru kian berubah warna jingga saat Mentari menuju ufuk barat. Burung-burung berterbangan menuju sarang mereka takut akan mangsa di malam hari yang akan memangsa mereka.

Begitupun bagi manusia pada umumnya. Terutama bagi anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan secara langsung dari para orang tua. Tidak seharusnya anak-anak lepas dari pandangan para orang dewasa yang sudah mengerti tentang kejamnya dunia, dimana yang terlemah selalu tertindas oleh yang lebih kuat. Seperti yang terjadi pada anak-anak ini.

Seorang anak laki-laki berumur 7 tahunan tengah melewati jalan setapak yang tampak sempit. Memasuki lorong gang yang terlihat begitu sepi. Berjalan sendirian dimana hari yang kian sore menjelang malam.

Arah pandang anak itu tertuju pada pemandangan di depannya. Menampilkan sejumlah lima orang lebih disana. Tidak ada orang dewasa. Hanya kumpulan anak-anak yang terlihat 'bermain' bersama.

Anak itu tahu benar apa yang sedang terjadi disana. "Gawat!" otaknya masih jernih sehingga dengan langkah kecil ia berbalik meninggalkan perkumpulan anak di depan sana.

"Wahahaha! Eh kau yang disana!"

Panggilan secara mendadak itu secara otomatis menghentikan langkah si anak tadi. Matanya sedikit melirik ke arah belakang.

"Cepat lakukan dogeza!"

"Te-ternyata bukan," gumam si anak lelaki itu yang terlihat mengeluarkan peluh yang sebesar biji jagung. Kembali berbalik si anak melanjutkan jalannya yang terhenti.

Bruk

Dalam diam anak itu mengaduh sakit. Ditatapnya apa yang ia tabrak. Seorang anak yang terlihat seumuran dengannya yang menatapnya balik. Dan jangan lupakan smirk yang terpampang di wajahnya.

"Mampus!"

£

£

£

"Hei! Siapa namamu?"

Tanya seorang gadis cilik seumuran yang duduk di tengah tumpukan tiga pipa besar membentuk segitiga sembari menopang dagunya. Wajah cantik itu tampak tersenyum manis menampilkan iris matanya yang bercahaya terkena pantulan sinar Mentari. Rambut hitam sebahunya tampak berterbangan diterpa semilir angin. Anak laki-laki itu yang melihat pemandangan di atasnya sedikit menganga hingga sebuah pukulan ringan mampir mengenai kepalanya.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang