°••[Akhir dari Segalanya atau Awal dari Sebuah Kisah]••°
Dinginnya kota Jakarta di pagi hari sungguh menggelitik kulit. Burung-burung berterbangan riang di langit dengan suara kicauan seperti tiada henti. Jalanan kota perlahan mulai dipadati kendaraan yang terus berlalu lalang. Aktivitas pagi yang sudah menjadi rutinitas keseharian setiap sosial terlihat tanpa ada hambatan.
Nuansa kota pagi diperhatikan secara lamat oleh sepasang mata. Netra kelam terlihat fokus dengan majalah yang berada di tangan. Sesekali membalik halaman majalah, tangannya yang sedang menganggur tidak lupa digunakan untuk menyeruput teh hangat yang terhidang.
Kacamata yang bertengger di hidung kadang-kadang melorot kemudian dibenarkan ke semula. Manik bulatnya bergulir pelan seraya membaca tiap tulisan dan tidak lupa memperhatikan setiap gambar yang mungkin menarik di matanya.
Duduk di balkon seraya menerima sinar pagi hari cukup membuatnya segar dan rileks.
Napas mengalun pelan dengan suara lenguhan. Majalah diletakkan di atas meja diikuti kacamata yang sudah terlepas dari tempatnya. Memijat pangkal hidung, laki-laki itu menengok ke arah handphone yang berkedip pelan menandakan ada pesan masuk.
Kirana Dwi
Lo udah dengar beritanya belum, Del?Pemuda mengerutkan dahinya bingung. Jarinya secara lincah bergoyang di atas keyword mengetikkan kalimat balasan.
Berita apaan?
Kirana Dwi
Ah! Bodoh, lo mah.
Gue kira lo beneran deket banget ama Alisha
Ternyata nggak:vRasanya emosi si pemuda tersulut hingga ke ubun-ubun. Gadis ini begitu cepat membalas pesan yang baru saja dia kirim. Padahal ini masih pagi, namun gadis ini sudah menyulut emosi.
Iya, iya. Serah lo.
Sekarang kasih tau, berita apaan?Adelio lagi-lagi dibuat menekuk wajah. Sementara tadi, pemudi itu membalas pesannya dan sekarang hanya dibaca tanpa balasan. Tidak ada notifikasi jika Kirana tengah mengetik.
Tiba-tiba terakhir dilihat yang tertera secara mendadak hilang. Adelio menolak penasaran. Sebelum Kirana belum benar-benar menghilang tanpa penjelasan, Adelio dengan cekatan langsung menelepon si gadis.
Suara dering terdengar seiring kakinya berdiri dan mulai berkeliling di dalam kamar. Netranya menatap keluar jendela selama rasa gelisah mengalir deras seperti air karena ini menyangkut soal Alisha sebab gadis itu sempat menyinggung nama si empu.
Dering handphone berhenti. Sambungan telepon diterima oleh pihak kedua.
"Halo! Kirana! Apa maksud lo tadi, hah? Kenapa tiba-tiba ngilang? Kabar apa maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brengsek✔
Teen Fiction"Eh katanya anak itu sok banget loh dengan nolak semua cowok yang nembak dia?" ucap seorang siswa menatap sinis gadis di seberang. "Bukan sok lagi, tpi beneran ngejengkelin. Yah sih cantik, tapi sifatnya buruk banget." "Hm, cepat atau lambat dia pa...