°Gadis Brengsek° [24]

38 9 2
                                    

°••[Kabur Bareng]••°

"Padahal rencana awal gue cuma untuk membuatnya mengingat kembali masalah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal rencana awal gue cuma untuk membuatnya mengingat kembali masalah itu. Tapi entah kenapa, gue malah jadi merasa bersalah, begini?"

¥

¥

¥

Waktu terus berlalu hingga sore menjelang kian menggelap. Adelio pun hanya bisa mengistirahatkan sejenak tubuhnya sembari menunggu Alisha berhenti terisak.

Manik hitam itu mengikuti arah kepala sang gadis yang mulai mendongak. Karena gelap, lantas ia tak dapat melihat secara langsung sekitar manik coklat itu yang membengkak.

"Udah nangisnya?" tanya Adelio mengisi kesunyian di gudang gelap tersebut.

Gadis itu hanya bergumam pelan sebagai jawaban. Manik coklat melirik Adelio dari sudut matanya yang sedikit terasa perih.

"Jam berapa serkarang?" tanya Alisha dengan suara serak.

Adelio melirik ke arah lengannya sembari menyipitkan matanya, menampilkan jam tangan yang terbalut di sana menunjukan arah jarum jam. "Tujuh belas lewat dua puluh enam. Hampir setengah enam sore," jawab Adelio.

"Gitu?" Alisha kemudian berdiri dari duduknya setelah mengusap wajahnya yang kusut dengan berpegangan pada pintu di belakang seraya menyesuaikan keseimbangan.

"Mau apa?" tanya Adelio selagi gadis itu menempelkan kedua telapak tangannya pada pintu.

Gadis itu tampak menggedor pelan dengan arah pandang fokus ke pintu gudang. Setelah merasa cukup, ia langsung menerjang pintu tersebut dengan satu kakinya hingga engselnya terlepas paksa.

"A-apa yang …?" Adelio seketika cengo dan menatap tak percaya apa yang ia lihat barusan dengan mulut menganga lebar.

"Maaf membuat lo nunggu lama," kata Alisha menatap sayu Adelio.

Gadis itu pun berlalu dari sana meninggalkan Adelio yang masih loading. Setelah beberapa saat, Adelio tersadar dari cengonya dan menyusul Alisha.

Keduanya membiasakan cahaya matahari sore mengenai manik mereka. Setelah merasa cukup dengan cahaya barulah keduanya melanjutkan jalan.

Lampu-lampu di sekolah semuanya sudah di matikan menandakan sudah tidak ada lagi penghuni di sana.

"Oi, lo kenapa?" tanya Adelio saat mendapati tubuh Alisha oleng dan seketika menangkup kedua bahu itu yang terhuyung.

"Pusing," gumam Alisha menjawab. Gadis itu memegang kepalanya yang terasa berdenyut sembari mengatupkan matanya.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang