••[Keputusan]••°
"Apa? Kamu seriusan mau nembak dia?" pekik Kirana hingga ke pelosok rumah. Untung rumahnya saat ini sedang sepi, di mana kini hanya terdapat dirinya dan Alisha saja.
Alisha mengangguk pelan. Sorot pandangnya menolak bersirobok dengan netra Kirana yang meminta penjelasan lebih.
Kirana terduduk kembali di kasurnya yang semula berdiri karena terkejut. Tangannya ia tangkup di sebagian wajah. "Kok bisa? Kenapa?" tanyanya lagi.
"Entahlah, setiap kali aku melihatnya dekat dengan Kevin, rasanya selalu saja sesak. Aku kesal, aku kepingin Kevin tidak memperhatikan Indria," jelas Alisha. Ini juga sebab mengapa ia mendatangi langsung rumah Kirana tanpa mengundang Indria.
Kirana masih setia memandang manik coklat Alisha yang menunduk. Sorot pandang itu tak pernah terpatri di wajah Alisha pada temannya sendiri. Sungguh berbeda saat bersama Aiden kemarin.
"Aku mendukungmu, Sha," ujar Kirana tersenyum ramah.
Alisha merasakan sesuatu dari senyuman Kirana. Ia ragu, Kirana yang selalu berceloteh ini itu tentang semua tindakan dan jalan yang akan ia lalui, kini diam menerima dengan lapang dada.
Hembusan nafas akhirnya teralun dari bibir Alisha. Gadis itu berdiri dari duduknya. "Sudah malam, aku harus segera pulang." lantas langkahnya menuju pintu kamar. Ia berbalik saat tangannya menggapai kenop pintu. "Aku harap kau benar-benar mendukungku sampai akhir, Ran."
Pintu kamar terbuka, lalu gadis itu keluar meninggalkan Kirana sendirian di kamarnya. Tak heran jika Kirana tidak mengantar Alisha hingga pintu depan, sebab itu sudah biasa bagi mereka.
Kirana membaringkan tubuhnya di kasur. Manik kelam itu bimbang pada kalimat terakhir yang terucap dari bibir Alisha. Akankah ia mendukung Alisha yang baru saja menyadari perasaan sesungguhnya pada Kevin, atau kah mendukung Indria yang memang memiliki perasaan sejati pada Kevin sudah sejak lama.
Benar, sudah sejak lama.
✿✿✿
"Apa kau bilang?" teriak Kirana terkejut.
Indria mengangguk pelan dengan kepala tertunduk. "Ntah bagaimana, tapi dia mengungkapkan hal itu padaku. Apa yang harus aku katakan?" imbuh Indria, "bukannya kau sudah berpengalaman dengan hal ini?"
"Itu tidak ada kaitannya, Ind! Kamu sendiri gimana? Tidak ada perasaan atau bagaimana, kek?" kata Kirana mengernyitkan dahi.
"Aku memang sudah membalas perasaannya, tapi aku belum menerimanya sebagai pacarku," tukas Indria menatap manik kelam Kirana yang berapi-api.
Kirana menghela napas. Ia menepuk jidat seraya berputar-putar di dalam kamarnya.
"A-aku salah, ya, memiliki perasaan lebih padanya?" tanya Indria hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brengsek✔
Novela Juvenil"Eh katanya anak itu sok banget loh dengan nolak semua cowok yang nembak dia?" ucap seorang siswa menatap sinis gadis di seberang. "Bukan sok lagi, tpi beneran ngejengkelin. Yah sih cantik, tapi sifatnya buruk banget." "Hm, cepat atau lambat dia pa...