°Gadis Brengsek° [48]

23 5 1
                                    

°••[Dia Menyadarkanku]••°

A/N : Teruntuk sohibku satu ini PutriPutri285991

A/N : Teruntuk sohibku satu ini PutriPutri285991

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Flashback

Semilir angin berembus pelan menerbangkan rambut gaya Korea Adelio. Laki-laki itu duduk di penghujung jurang dengan sorot pandang tertuju pada Mentari yang perlahan turun. Kakinya yang masih mengenakan sepatu terayun pelan ke arah berlawanan.

Manik kelamnya melirik ke arah samping. Tempat yang dulu pernah di duduki seseorang dengan surai hitam pekat. Tempat yang dulu dijadikan sebagai pelampiasan atas kisah cintanya yanga berakhir. Namun, tempat itu bukan lah tempat mantan pacarnya dulu, melainkan seorang gadis yang sangat ia benci.

Hembusan nafas mengalun. Laki-laki itu berpaling ke arah berlawanan dari sampingnya tadi. "Bodoh, seharusnya lebih awal gue ajak Zallynda kemari," gumam Adelio meringis dalam hati.

Ia ingat betul saat itu, manik coklat gadis bersurai hitam itu membawanya kemari, kemudian membiarkannya berteriak sepuasnya mengenai kebejatan seorang mantan pacar. Walau rasa sakit di dada masih terasa hingga sekarang, tapi ia harus segera merelakan Zallynda jika tidak ingin semakin menyakiti dirinya sendiri.

"Kau adik kelas yang datang beberapa minggu lalu, 'kan? Di mana pacarmu?"

Suara seseorang mengejutkan Adelio. Laki-laki berbalik ke sumber suara. Di sana seorang gadis berdiri dengan sebuket bunga Mawar di tangan.

"Ah, be-benar," jawab Adelio, kemudian kembali berbalik, "tapi dia bukan pacarku."

"Sungguh?" tanya gadis cantik itu, lalu mendekat dan duduk di samping Adelio.

Awalnya Adelio ingin menahan gadis itu untuk tidak duduk di samping kanannya, tapi gengsinya yang tinggi membuatnya hanya diam saja.

Liora yang mengerti, kembali bangkit dari duduknya dan menuju ke sebelah kiri Adelio. Walau sebenarnya itu cuma hal sederhana, tapi hal itu sukses membuat Adelio bernafas lega.

"Apa ... yang Kakak lakuin di sini?" tanya Adelio canggung seraya mengusap pelan tengkuknya.

"Seperti biasa, mengantarkan titipan temanku," jawab Liora. "Kamu sendiri ngapain sendirian di sini? Biasanya bareng anak cerewet itu," imbuhnya sedikit terkikik.

"Ke-kenapa aku harus bersamanya! Pu-punya hubungan aja, kagak!" ketus Adelio dengan wajah yang mulai bersemu.

"Oh~ benarkah?" tanya Liora menggoda Adelio semakin membuat laki-laki itu merona. Adelio yang semakin merasakan pipinya memanas, memilih berpaling ke arah berlawanan dari muka Liora yang menatapnya intens.

"Kalau kamu suka padanya, mending ungkapkan langsung padanya. Rugi lho kalau sampai diembat orang duluan," saran Liora.

"A-aku tidak suka Alisha, kok!" tutur Adelio gelagapan.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang