°Gadis Brengsek° [12]

62 25 3
                                    

°••[Awal Mula]••°

°••[Awal Mula]••°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ashaa~"

"Iya ma~"

Hari menjelang sore ketika seorang wanita memanggil putrinya. Yang di panggil lantas mendekat ke arah sang ibu dengan tersenyum lebar menghias wajah manisnya.

Begitu halnya dengan anak-anak lain, di jemput oleh orang tua mereka menyuruh untuk pulang karena mentari kian tenggelam ke ufuk barat.

"Ma~ Asha mau es cream, boleh ya?"

Gadis kecil itu bertanya dengan wajah polos, menampilkan senyum dan deretan giginya yang masih ompong.

Sang ibu lantas tersenyum kemudian mengangguk. "Iya."

Gadis kecil itu segera menuju sebuah gerobak es cream dan memesan dua es cream rasa coklat dan vanila kemudian membaginya dengan sang ibu.

Kedua anak dan ibu itu pulang sembari bercerita menikmati semilir angin sore menjelang malam.

£

£

£

"Ma, boleh Asha bantu?" tanya gadis cilik itu sembari mengulurkan kedua tangannya pada sang ibu.

Sang ibu lantas mengusap sebentar puncak kepala putri satu-satunya. "Tentu, hati-hati ya."

Disodorkannya sebuah piring berisi lauk pauk. Dengan girang gadis itu mengangkat piring besar tersebut di tangan mungilnya menaruh ke atas meja makan.

Bukan hanya itu, gadis tersebut membantu membawa beberapa peralatan makan lain sebelum sebuah suara mampir ke indera pendengaran mereka.

"Wah, Asha bantu mama lagi. Pintar banget anak papa."

Suara berat nan hangat tersebut sontak membuat sang gadis kecil berlari ke arah sang ayah, menyambut dengan memberikan pelukan hangat. Lompatan gadis itu berikan yang secara spontan di tangkap sang ayah.

Tawa hangat ketiganya mampir ke seluruh penjuru ruangan.

¢

¢

¢

"Asha Jahrah."

"Bukan sayang, tapi Alisha Zahrah," ulang wanita tersebut membenarkan ucapan putrinya.

"Alsah Zahra," ulang gadis tersebut yang membuat sang wanita menepuk jidat.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang