°Gadis Brengsek° [30]

41 8 1
                                    

°••[Playboy]••°

"Yak, bagus, Vin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yak, bagus, Vin."

Jerit salah satu senior Kevin saat ia melakukan dunk.

Kevin menapakkan kakinya tepat di lantai dengan mulus. Senyuman khas Kevin merekah kala ia mendapati banyak teriakan para gadis sebagai fangirlnya.

Tangannya melambai ke udara membuat para gadis disana semakin kencang berteriak.

"Hari ini gue duluan, ya!" teriak Kevin berlari menjauh dari lapangan basket.

"Ha? Tumben. Bell masih lama bunyinya, lho," teriak senior Kevin lagi.

"Haha, biasa~ nyari cewek~"

¥

¥

¥

Usai mengganti pakaian, Kevin segera melesat menemui teman-temannya. Bibir Kevin tak henti-hentinya tersenyum manis kala para perempuan bersirobok dengannya.

"Tebar pesona aja terus, dasar playboy," tegur Ziven–kakak kelas Kevin–sembari memutar bola matanya malas.

"Haha, ayolah kak~ memainkan hati cewek murahan itu menyenangkan," balas Kevin memangku kepala.

"Aku ingatkan padamu, karma itu ada," kata Ziven lagi sambil menepuk pundak Kevin pelan.

"Iya-iya. Gue tau kok. Kakak sendiri gimana? Sudah ketemu cewek yang kakak cari-cari itu?" tanya Kevin mengalihkan topik pembicaraan.

Ziven menundukan kepalanya sembari tersenyum masam. "Iya. Hanya saja dia tidak mengingatku," lirih Ziven.

Kevin sedikit tidak enak mendengar perkataan lirih dari sang senior. Dirinya dengan gampang berbicara jikalau memainkan hati seorang wanita adalah hal biasa untuknya. Sedangkan di sisinya sekarang ada seorang yang begitu membutuhkan satu saja perhatian dari wanita idaman.

"Ah, be-begitu ya. Emm, be-berapa lama lagi waktu kakak tersisa?" tanya Kevin lagi mencoba menghapus keheningan sejenak sambil mengusap tengkuknya.

"Entahlah. Mungkin tidak sampai lima bulan?" ucap Ziven tak yakin. Kepalanya mendongak ke atas seolah membayangkan bagaimana akhir yang akan ia tuai.

Kevin mengalungkan satu lengannya ke leher Ziven mendadak membuatkan senior tersebut sedikit terkaget. "Ayolah, semangat dong! Jangan murung gitu! Kayak bukan senior aja."

Kedua insan itu pun tertawa bersama di bawah rindang pohon seakan membiarkan masalah tadi di lupakan sejenak. Salah satu bangku menjadi pilihan di antara banyaknya bangku di taman sekolah.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang