Gue tahu, ada saatnya gue kehilangan lo. Cuma, gue nggak pernah berharap bahwa itu terjadi sekarang.
💮💮💮
Mikaela menatap mangkuk berisi mie instan yang masih utuh. Mie itu sudah mendingin dan mengembang karena ditinggal si pemilik. Niat Mikaela bukan untuk melihat mie mengenaskan itu, tapi mencuci mangkuk bekas makannya.
Delan pergi berpuluh menit lalu, meninggalkan semangkuk mie instan tanpa menyentuh. Laki-laki itu belum makan, tentu saja Mikaela mengkhawatirkannya.
Tidak ingin memikirkan Delan lebih jauh, Mikaela segera meraih mengkuk mie milik Delan. Dengan segala kesedihan dan kesepiannya, Mikaela melahap mie yang sudah mengembang itu. Dia hanya tidak ingin mie instan yang tidak berdosa merasakan sedih dan kesepian karena tidak diperhatikan.
"Untung perut gue muat, lo jadi ngga perlu sedih karena dibuang," ucapnya sembari melahap mie itu.
Setiap suapan berhasil membuat satu tetes cairan bening terjun dari sudut matanya.
Sialan.
Mikaela menyedihkan sekali karena menyamakan dirinya dengan mie.
"Lo tahu, padahal gue ke sini karena di rumah gue ngerasa sendiri." Lagi-lagi Mikaela bercerita. Mie instan itu dia aduk-aduk kemudian ditarik memanjang sambil diajak berbicara. "Tapi Delan juga pergi, gue jadi sendiri lagi."
Padahal ini bukan tanggal dia akan datang bulan, tapi emosinya sensitif sekali.
"Gue nggak boleh gini teruskan, mie?"
"Gue harus nyari temen baru juga. Delan pasti bakalan lepas gue perlahan, 'kan? Delan ... nggak mungkin selamanya sama gue."
Mikaela terisak. Sekuat tenaga dia menahan tangisnya dengan sengaja memasukan satu sendok mie ke dalam mulut. Tapi gagal, mie itu justru membuatnya terbatuk sembari menangis.
"Gue benci hari ini," lirihnya sambil menepuk-nepuk dada yang kian menghimpit.
💮💮💮
Mikaela akhirnya tertidur setelah mencuci mangkuk bekas makannya. Entahlah Delan pulang jam berapa semalam, yang jelas kini laki-laki itu sudah tertidur di sebelahnya.
Mikaela memiringkan tubuhnya, menatap wajah Delan yang terlihat damai dalam tidurnya.
"Apa lo beneran bakalan sama gue terus?" Itu pikiran Mikaela, dia jelas tidak berani mengucapkannya langsung di depan Delan. Dia takut tidur Delan terganggu.
Diliriknya jam dinding di kamar itu. Pukul setengah 6 pagi. Mikaela segera beranjak dan menuju ke kamar mandi.
"Maaf karena ninggalin lo sendirian."
Tubuhnya menegang mendengar kalimat maaf dari Delan. Ini kali kedua laki-laki itu meminta maaf kepadanya. Mikaela yakin, kedepannya pasti akan ada kalimat maaf yang jauh lebih banyak daripada sekarang.
"Naura ditinggalin di jalan karena berantem sama kakaknya, Reza. Jalan sepi banget, Mikae, gue cuma nggak mau dia kenapa-kenapa."
Mikaela mengangguk, kemudian meneruskan aktivitasnya mencuci muka.
"Lo nggak marahkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...