Gue nggak pernah berharap lebih kok. Ya, karena gue tahu diri, I'm not your priority.
💮💮💮
Seluruh penghuni kelas kembali heboh. Kabar Naura yang tidak masuk sekolah dengan surat izin yang diantarkan Delan adalah penyebabnya. Mereka benar-benar tidak percaya kalau Delan seperhatian itu.
Mikaela sendiri mendengus malas. Memilih menulis kembali catatan yang kemarin belum selesai daripada mendengarkan ocehan para gadis yang sedang sibuk bergosip.
Sedih, marah, kecewa, itu adalah yang Mikaela rasakan sekarang. Terlebih dia seolah tidak memiliki teman.
Dilihatnya sebentar Daga yang berhadapan dengan Clao. Ya, Clao duduk sendiri di paling pojok sedangkan Daga duduk di depannya bersama Bagas, si ketua kelas. Entah ide dari mana, Mikaela menjinjing tasnya dan membawa seluruh bukunya ke tempat Clao.
Daga tersenyum menatapnya, sedangkan Clao berdecak malas. Sedikit takut sebenarnya dengan respon yang Clao berikan. Namun, senyum Daga seolah menyemangati dirinya. Jadilah, Mikaela nekat mendudukkan diri di sana.
Bisik teman sekelasnya kembali terdengar, hanya Rose yang terkekeh lucu menatapnya. Yang lainnya bersinis ria dan ada pula yang menuduhnya mencari inang baru.
"Lo nggak risih diomongin gitu?" tanya Clao dengan nada datar yang sialnya membuat Mikaela terkejut.
Mikaela menatap Clao sambil menggelengkan kepalanya. "Ngapain? Kan yang mereka omongin nggak bener. Timbulnya sih fitnah."
"Lo nggak masalah Mikaela duduk di situ?" tanya Daga berhasil menimbulkan dengusan dari Mikaela.
Clao berdecak. Kakinya mendorong kursi Mikaela agar sedikit menjauh dari laki-laki itu. "Risih. Apalagi jadi bahan gosip." Clao menatapnya tajam. "Lagian ngapain sih lo ke sini?"
"Cari temen. Gue kesepian," jawab Mikaela dengan senyumnya.
Clao terdiam, tatapan mata mereka bertemu cukup lama. Daga yang melihatnya pun berdeham keras, berhasil membuat Clao mengalihkan wajahnya. "Ya udah, duduk aja. Tapi jangan ganggu gue."
Benar-benar ajaib. Sepertinya Mikaela memiliki ilmu sihir yang membuat Clao menjadi jinak.
💮💮💮
"Clau, kenapa lo galak?" tanya Mikaela. Gadis itu bosan diam-diam saja sedangkan jam Bahasa Indonesia sangat membosankan.
Clao sendiri sebenarnya sedang menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. Tapi Mikaela yakin Clao tidak tidur.
"Clau, gue bosen. Lo ada topik lucu nggak?"
Lagi-lagi pertanyaan Mikaela diabaikan. Gadis itu kembali mendengus, tangannya pun kini sibuk mencoret-coret bukunya abstrak.
"Clao suka jadi patung kalau pelajaran. Dia dengerin guru ngomong, tapi nggak mau kelihatan kalau dia dengerin," bisik Daga yang ada di depannya.
Mikaela mengangguk sok mengerti, padahal dia sebenarnya tidak percaya. Seperti yang mustahil jika Clao benar-benar paham.
"Majas hiperbola, dilebih-lebihkan. Berarti kaya cewe kalau lagi gosip suka ditambah bumbu," gumam Mikaela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Fiksi RemajaDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...