Gue emang pernah minta lo jangan pergi, tapi lo nggak pernah minta gue jangan pergi. Jadi, harusnya nggak masalah.
💮💮💮
Calo menatap wajah Mikaela yang tampak kusut ketika memasuki kelas. Laki-laki itu mengernyit aneh karena di pagi hari begini wajah yang harusnya masih fresh sudah terlihat sembab dan menyedihkan. Tentu Clao tahu apa penyebabnya, tapi dia tidak mungkin menanyakan kebenaran itu kepada Mikaela.
Mikaela mendudukkan diri dan merebahkan kepalanya dengan lemas di sampingnya. Clao berusaha diam, memilih bersikap dingin seperti biasanya.
Sayangnya, sikap diam Clao yang berusaha memberikan ketenangan pada Mikaela tidak berfungsi seperti seharusnya karena Daga dengan menyebalkannya berbalik dan menatap gadis itu. Apalagi Bagas, ketua kelas yang entah kenapa nurut sekali dengan Daga.
"Kenapa lo?" Daga bertanya.
Clao menahan mati-matian perasaan kesal di dalam dadanya. Mulutnya diusahakan tetap rapat agar tidak mengumpat dan wajahnya dibuat sedatar mungkin.
Mikaela hanya menggeleng sebagai jawaban. Tapi sepertinya Daga tidak puas, laki-laki itu bahkan menyentuh kepala Mikaela dan mengusapnya penuh perhatian.
Anj. Clao ingin mematahkan tangan Daga sekarang juga!
"Pagi-pagi jangan sedih...."
"Nanti istirahat gue beliin es krim mau nggak?"
Demi ubur-ubur berbunyi lebah, Clao benar-benar ingin mengenyahkan Daga dari depannya! Laki-laki itu terlalu cerewet dan mengganggu Mikaela yang sedang dilanda susah.
"Nanti-"
"Pagi semua, sekarang berdoa lebih dulu sebelum pelajaran dimulai."
Daga segera berbalik begitu guru yang mengisi pagi ini memasuki kelas. Clao sangat lega, dia berusaha melirik Mikaela yang sudah menegakkan kepalanya.
Delan, apa yang lo bicarain sama Mikaela sepagi ini?
💮💮💮
"Ada masalah sama Delan?" Rose memberikan teh hangat kepada Mikaela.
Pelajaran ketiga Mikaela memilih izin ke UKS. Awalnya, Clao yang ingin mengantarkan dirinya, namun akhirnya Rose mengajukan diri dan Mikaela setuju. Jadilah, kedua gadis itu duduk berhadapan di ranjang UKS.
"Sedikit," jawab Mikaela. Gadis itu mulai menyeruput teh hangatnya dengan pelan.
"Naura kelihatan senyum-senyum, gue nggak suka," ucap Rose tiba-tiba.
Gerakan Mikaela pun terhenti, seolah paham alasan Naura tersenyum, Mikaela pun memilih kembali menyeruput tehnya.
"Delan masih perhatian sama dia."
"Lo kenapa malah jauhin Delan? La, dari mata lo aja kelihatan banget kalau lo suka Delan!"
"Gue cuma sayang dia sebagai kakak yang selalu ada, nggak lebih."
"Lo ngomong sama siapa hm? Gue Rose, cewek yang mantannya ada lima puluh empat orang. Gue udah mahir tentang ginian tauk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...