.10. Aneh

680 83 2
                                    

Gue nggak ngerti sih gimana caranya lupain lo. Makanya, gue sedikit jaga jarak aja.

💮💮💮

Pagi ini Mikaela dibuat kesal bukan main oleh Delan. Laki-laki itu tidak memberitahu dirinya jika akan menjemput Naura hari ini. Mikaela benar-benar sebal. Masalah kemarin belum selesai, hari ini Delan sudah menambahnya lagi. Untungnya, ada Clao yang tidak sengaja berpapasan dengan dirinya. Sumpah, ini dia tidak meminta Clao untuk memberi tumpangan, tapi laki-laki itu sendiri yang berhenti di sebelahnya.

"Jalan?" tanya Clao yang baru saja menghentikan laju motornya di sebelah Mikaela.

Gadis itu mengangguk. Memang kurang jelas ya kalau dirinya sedang berjalan?

Meski pertanyaan Clao terdengar datar dan acuh, tapi laki-laki itu menepuk bagian belakang motornya seolah menawari Mikaela tumpangan.

Ngomong-ngomong, Mikaela baru berjalan seratus meter dari apartemen Delan. Mungkin Clao pikir apartemen itu adalah tempat tinggalnya karena malam itu Mikaela meminta agar Clao mengantarnya pulang kemari. Bagi gadis itu mendapati Clao di sebelahnya adalah anugerah yang sangat disyukuri. Dia jadi tidak perlu repot memesan taksi atau bahkan menguarkan yang. Tapikan... sebagai gadis yang baik Mikaela harus jual mahal, iya kan? Apalagi Clao itu dingin banget, jarang ngomong lagi.

"Gue nggak bawa helm." Alasan. Mikaela jual mahal kok begini, sih?

"Ambil."

"Tapi-"

"Naik, puter balik," usul Clao. Emm, daripada jalan kaki atau bayar mamang ojek, lebih baik Mikaela menyetujui usulan Clao bukan? Eh, dari awal memang Mikaela berniat menerimanya.

Akhirnya, dia memilih naik ke boncengan Clao dan memutar arah kembali ke apartemen Delan untuk mengambil helm.

💮💮💮

Bertemu Delan bukan sebuah harapan bagi Mikaela. Apalagi bertemunya disaat laki-laki itu sedang membucin dengan si Naura. Berpelukan dihitungan hari pacaran, lengket bak perangko dan surat, juga tidak tahu malu di tempat umum.

"Masih pake seragam, pagi-pagi lagi," gumam Mikaela dengan sebal.

Clao yang mendengar pun tersenyum tipis. Matanya melirik pada dua anak manusia di sebelahnya yang memang tampak sangat mesra. Lampu mulai berwarna kuning saat itu, Clao yang entah dapat pikiran darimana menarik tangan Mikaela agar memeluknya. Bahkan karena tidak siap, helm mereka bertubrukan hingga berbunyi keras. Namun, Clao tidak peduli dan lebih memilih mengegas motor Vespanya mendahului Delan.

"Lo terlalu ngawur, Clau!"

Clao tidak menanggapi ocehan gadis itu. Tnpa diketahui Mikaela, disudut bibir Clao tertarik lebih lebar sekarang. Entahlah, mungkin Clao terlalu senang.

"Clau, nanti gue duduk sama lo, ya? Panas dingin badan gue kalau natap Naura," oceh gadis itu lagi.

Clao berdeham tanda setuju. Meski bagi Mikaela terdengar tidak ikhlas, tapi tidak papa. Daripada dia duduk bersama Naura lalu datang si kutu yang akan memanas-manasi telinganya.

Mereka pun sampai di parkiran motor. Mikaela segera turun dari boncengan Clao. Dengan semangat, gadis itu melepas helm Doraemonnya dan memberikannya kepada Clao.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang