Gue juga tahu lo sakit hati, tapi keputusan dia bukan gue yang atur.
💮💮💮
Suasana masih sepi, Delan belum kembali sampai jam menunjukkan angka 12 . Mikaela sendiri sibuk mondar mandir di depan pintu utama memikirkan kejadian aneh yang menimpanya. Semua jendela dan pintu sudah dia kunci karena saking khawatirnya laki-laki itu masuk ke dalam apartemen Delan.
Tidak ada yang tahu jika mereka sering tinggal bersama, tidak ada. Bahkan sejauh hubungan mereka tidak ada yang curiga jika keduanya sering bersama dalam satu ruang sempit.
Mikaela terlonjak kaget saat pintu berderit. Napasnya berembus kasar begitu Delan menampakan wajahnya yang terlihat lelah.
"De, kok baru pulang?" Mikaela bertanya dengan cemas.
Delan menatapnya dengan senyum. Matanya terlihat sayu dengan tubuh sedikit sempoyongan. "Gue nenangin diri sebentar."
Mikaela tersenyum kecut. Delan lagi-lagi mengulang, laki-laki itu bahkan tidak mendengarkan ucapannya kemarin. Kalau putus membuat Delan frustrasi, kenapa dilakukan? Hal ini justru membuat dada Mikaela semakin terhimpit.
Meski kesal, Mikaela tetap menggapai tubuh Delan dan membawa laki-laki itu ke dalam kamar.
"Kacau, ya? Kalau nggak bisa kenapa dilakuin sih, De?"
Delan terkekeh kecil. Dengan keadaan setengah sadar, dia mengoceh menjelaskan. "Reza kasih gue selamat setelah semuanya berakhir. Gue ... terlihat brengsek ya, Mikaela? Naura kelihatan sedih."
Mikaela menyugar rambutnya. Tidak habis pikir dengan Delan. Tadi saja laki-laki itu sok yakin mengakhiri hubungannya.
"De, rugi kita bicara saat lo nggak sadar. Gue ambilin obat lo bentar."
"Nggak usah," cegah Delan. Tangannya mencekal pergelangan tangan Mikaela agar gadis itu tidak pergi. "Gue butuh lo."
💮💮💮
"Sekian presentasi dari kami bertiga. Jika ada salah kata ataupun kekurangan dari apa yang kami sampaikan, mohon dimaafkan."
Mikaela mengakhiri presentasi kelompok mereka. Deadline yang katanya satu minggu berubah menjadi tiga minggu karena murid-murid yang terlalu rajin dan juga gurunya yang terlalu santai.
Tepuk tangan terdengar bahkan sampai mereka duduk kembali ke kursi masing-masing. Mikaela pun tersenyum cukup puas karena hasil presentasi mereka berjalan lancar, bahkan sempat mendapat acungan jempol dari Rose juga Bu Ratna.
"Keren," bisik Clao.
Mikaela segera menatap laki-laki yang kini tersenyum menatapnya. Hey, ini luar biasa! Clao tersenyum. Sekali lagi, Clao tersenyum menatapnya!
Pipi Mikaela sampai sakit karena menahan senyum yang lebar untuk membalas senyum Clao.
Daga berbalik membuat Clao dan Mikaela segera mengalihkan pandangan. "Gue bilang juga apa, Clao hebat 'kan?"
Mikaela mengangguk kecil. Dia sedikit malu untuk mengakui bahwa Clao memang hebat. Laki-laki itu bahkan dengan lancar dan tanpa beban menjawab pertanyaan yang teman-temannya berikan.
"Mikaela, lo masih inget permintaan gue?" tanya Daga dengan nada lembut.
Mikaela menegang, gadis itu melirik kecil pada Clao yang sekarang menatap mereka bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...