Extra 1

648 38 2
                                    

Perjalanan itu masih panjang, tidak akan putus sebelum nafas benar-benar tidak lagi berembus.

💮💮💮

"Delan! Ini baju kamu kenapa di taruh di sofa sih?!"

Pulang dari mengerjakan tugas kelompok dan baru saja masuk ke dalam rumah, Mikaela sudah meluapkan emosinya kepada Delan, sosok laki-laki yang kini sedang asik di dapur berkutat dengan beberapa bahan makanan.

Bukannya tidak menghargai Delan yang sedang memasak, dia hanya kesal saja. Capek-capek pulang, sampai ke dalam diberikan pemandangan baju setumpuk yang belum terlipat dan di letakan dengan sembarang di atas sofa. Ada beberapa potong baju juga yang jatuh ke karpet dan terlihat mengenaskan bagi Mikaela.

"Aku baru masak, Sayang! Nanti diberesin kok!"

Mikaela mendengus. Memilih melangkah memasuki kamar dan segera membersihkan diri daripada meneruskan emosinya yang bisa menimbulkan perang ketiga.

Bukan sekali dua kali dia dan Delan berdebat soal barang yang tergeletak sembarangan. Mereka juga kerap saling marah saat salah satunya memasak dan dapur jadi berantakan. Mereka juga sering ribut karena salah satu barang yang mereka cari tidak ketemu. Lalu akhirnya mencari bersama.

💮💮💮

"Masak apa ini?" Mikaela menarik kursi makannya.

Meja makan mereka berganti menjadi meja bulat dengan empat kursi, ya untuk jaga-jaga jika Clao dan Rose di sini atau jika papanya yang berkunjung.

"Kamu kemarin bilang pengen kepiting, itu aku bikinin."

Senyum Mikaela merekah. Gadis itu bahkan bersikap manis dan mengucap terima kasih kepada Delan.

Mereka pun makan, menghabiskan waktu dalam diam karena kepiting masakan Delan benar-benar nikmat. Semua bumbunya pas dan sangat menyatu dengan nasi hangat. Mikaela benar-benar takjub dengan Delan yang bisa memasak.

"Enak banget!" ucap Mikaela sambil menumpuk piring-piring kotor.

Jika Delan yang memasak, maka Mikaela yang akan mencuci piring.

"Jelas. Aku emang sengaja bikin spesial buat kamu," jawab Delan dengan senyum. Laki-laki itu beranjak mencuci tangannya.

"Makasiii!" Lagi-lagi Mikaela bersikap manis. Gadis itu kini berdiri di sebelah Delan dengan satu tumpuk piring yang siap di cuci.

"Apa sih yang enggak buat kamu?!" Delan tertawa pelan. "Gue lipat baju dulu."

Mikaela pun mengangguk, gadis itu segera melanjutkan aktivitas mencuci piringnya.

💮💮💮

Malam ini dihabiskan dengan menonton film. Drama horror yang katanya Delan cukup menantang nyali. Mikaela sendiri sebenarnya tidak mau, apalagi menonton di saat waktu menjelang tengah malam.

Meski besok libur dan dia bisa bergadang semalaman, namun dia jelas lebih memilih nonton drama Korea romantis dibandingkan dengan film horror seperti ini.

"Riset mengatakan, film horror lebih menciptakan peluang romantis bagi yang nonton."

Mikaela berhenti memasukan keripik kaca ke dalam mulutnya. Gadis itu menatap Delan, tatapan tajam dan sangat panas.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang