.23. Jadi gagal, ya?

448 46 0
                                    

Gue terlalu mikir jauh, mana sok-sokan pake logika, padahal gue anak IPS. Bodo banget, ya?

💮💮💮

Hari ini Delan berangkat sekolah, dia memboncengkan Mikaela menggunakan motor Clao. Mereka sudah janjian, lebih tepatnya Mikaela yang menyuruh Clao untuk bertukar motor di sekolah saja. Untungnya, Clao menyetujui itu tanpa banyak kada. Eh, dia memang begitu anaknya.

Kaki Mikaela melangkah memasuki kelas, sudah ramai mengingat dirinya harus begitu ribet membatu Delan berpakaian dan mengganti perban dulu tadi. Tapi tidak papa, mereka tidak telat kok.

"Motor lo katanya bocor, makanya Clao tadi pake motor lo?"

Daga bertanya dengan begitu heboh. Laki-laki itu bahkan mengalahkan Rose yang hanya menatapnya dengan hangat. Ngomongin Rose, gadis itu kemarin menemaninya ke kantin karena Clao yang mendadak kenyang.

"Iya," jawabnya singkat.

Mata Mikaela tidak sengaja bersitubruk dengan mata Naura, gadis itu terlihat dingin dan benar-benar seperti membencinya. Iya, dia sadar kok kalau semua ini memang salahnya. Kalau dia berhasil cegah Delan memutuskan Naura, mungkin hubungannya dengan gadis itu tidak akan separah ini.

"Nggak ada Delan, lo ngerepotin Clao? Hebat sih, cowok sedatar triplek dan sedingin itu bisa peduli sama lo. Lo rayu dia pake apa?" Fasya ikut berbicara, sialnya kalimat Fasya tidak lulus uji saring di laboratorium. Eh, mereka anak IPS, wajar kalau tidak pernah masuk lab.

"Mulut lo kayaknya perlu dibeliin filter, seenggaknya bisa lebih bening daripada air akuarium rumah gue deh," sahut Daga ikut sengit. Laki-laki itu ternyata bisa galak dan pedas juga, padahal kelihatannya dia tipe cerewet.

"Gue nggak ngomong sama lo, Daga!" Fasya tampak marah. Gadis itu menuding tepat pada wajah Mikaela. "Ini, gue ngakak ngomong si perusak hubungan orang!"

"Gue nggak salah, Sya. Lo mending berhenti." Akhirnya Mikaela membalas. Gadis itu memilih tenang dan mencoba tidak memancing keributan.

"Lo bikin sahabat gue sakit hati! Nggak sadar? Lo nggak salah di mananya sedangkan alasan putus udah jelas karena lo!"

"Dia yang diputusin aja diem kalem duduk di sana, kenapa malah lo yang bacot di depan kelas hm?"

Ah, bagus sekali. Ketegangan semakin tercipta karena suara Clao barusan. Bahkan Fasya yang tadi menggebu-gebu mendadak menciut karena hawa dingin yang Clao bawa.

Tanpa lama-lama, Clao menarik Mikaela dan membawa gadis itu ke tempat duduknya. Matanya menatap tajam kepada anak-anak kelas yang tadinya tampak menikmati pemandangan Fasya dan Mikaela.

"Mata lo semua mau gue congkel, hah?!"

Ah, mendengarnya benar-benar membuat bulu kuduk Mikaela merinding. Mereka bahkan langsung kembali duduk dan pura-pura sibuk sekarang. Sedangkan Fasya terlihat berjalan pelan dengan wajah kesal menuju tempat duduk Naura.

Mikaela menatap Clao yang sudah memejamkan matanya. Laki-laki itu bersandar pada dinding dengan tangan terlipat di depan dada. Setelah sedingin tadi, laki-laki itu tertidur? Mikaela cukup terkejut karena Clao tidak pernah semarah itu sebelumnya.

💮💮💮

Menggeser buku ke depan Clao dengan ragu, itulah yang Mikaela lakukan. Dia tidak yakin Clao akan menjawab pertanyaan di kertas itu, atau malah Clao akan marah seperti yang Daga ucapkan kemarin.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang