.42. Sepertinya

318 43 12
                                    

Diam bukan berarti baik-baik saja, dan terlihat menyedihkan bukan berarti butuh perhatian.

💮💮💮

Rose menuntun Mikaela dengan perlahan menuju ke ruang UKS. Sebenarnya, Mikaela menolak mentah-mentah ajakan Rose karena dia tahu akan bertemu dengan Naura juga Delan. Namun, keadaan Mikaela yang pucat dan lemas serta tubuh menggigil membuat Rose yang memaksanya menjadi menang. Tubuh Mikaela terlalu lemah untuk melawan Rose.

Mereka sampai di koridor menuju ruang UKS di ujung lorong. Suasananya kini cukup sepi karena jam istirahat tentu para siswa akan memilih ke kantin daripada berkeluyuran tidak jelas.

"Rose, serius gue nggak butuh ke sana," ucap Mikaela, matanya menatap Rose penuh permohonan dan juga nadanya terdengar begitu lemah.

Rose yang memapah Mikaela menatap lurus ke depan, sepertinya dia mencoba mengabaikan Mikaela karena dia juga khawatir dengan keadaan gadis di sebelahnya.

Dengan pelan dan telaten, akhirnya mereka sampai di depan ruang UKS. Tangan Rose terulur membuka pelan pintu UKS yang tidak tertutup rapat. Namun, akhirnya langkah Rose terhenti, dia segera menoleh ke arah Mikaela yang terlihat menegang begitu kakinya masuk ke ruang UKS.

"Ah, Mik–"

"Sorry, kita ganggu ya?" tanya Rose memotong kalimat yang hampir terlontar dari mulut Delan.

Mikaela sendiri memilih bungkam meski matanya tidak berkedip menatap Delan yang masih duduk di ranjang dengan Naura yang memejamkan matanya dan bersandar pada Delan. Mikaela tidak ingin mengatakan apapun, meski nyatanya sorot mata gadis itu berubah sendu dan penglihatannya mulai memburam.

"Lo tahu Mikaela ketemu dia lagi, tapi lo malah di sini berduaan sama dia?"

Mikaela melihat itu, mimik wajah Delan yang tadinya tampak gugup dan bingung bertambah menjadi raut wajah khawatir dan juga terkejut. Sayangnya, hanya sekadar mimik wajah, laki-laki itu tetap duduk di ranjang dan tidak berniat menghampiri dirinya.

"Mikaela, jangan bilang lo nggak mau ke sini karena tahu Delan sama Naura? Jangan bilang lo nggak jadi susul gue ke sini dan malah ke toilet karena lihat mereka?"

Diberondong pertanyaan oleh Rose yang memang benar adanya, membuat dada Mikaela semakin sesak. Pasokan udaranya seakan menipis dan perih itu semakin menjalar. Matanya memanas dan hidungnya terasa perih, bulir bening pun perlahan menetes mengalir menyusuri pipi.

"Kita pergi aja," ucap Mikaela serak, wajahnya kini menoleh ke sembarang arah demi menghindari Delan yang akan tahu jika dirinya menangis.

Untung Rose menyetujui ajakannya, mereka pun berbalik meninggalkan Delan bersama Naura.

Jujur saja, meski benci dengan keadaan ini, Mikaela berharap Delan akan mengejar mereka, meminta maaf kepadanya, dan menjelaskan ada apa. Namun sayang sekali, hingga kaki Mikaela berbelok, Delan tetap tidak mengejarnya.

💮💮💮

"Cewek cantik kalau mukanya ditekuk bikin cepat keriput, tauk!"

Wajah Mikaela tetap menunduk, padahal di depannya ada Daga yang duduk menghadap belakang dengan sebuah susu kotak rasa coklat yang disodorkan kepadanya.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang