.40. Delan Menyebalkan

284 39 5
                                    

Gue nggak paham aja kenapa kebanyakan orang itu kaya lo. Di depan baik, di belakangnya munafik.

💮💮💮

Mikaela terengah-engah begitu sampai di parkiran sekolah. Napasnya masih memburu, matanya menelisik ke seluruh penjuru. Dia terlambat keluar kelas lagi dan berharap Delan mau menunggu dirinya seperti waktu itu. Namun, nyatanya Delan meninggalkan dirinya. Menyebalkan!

Dengan wajah ditekuk kesal, Mikaela mengambil ponselnya, mengutak-atik sebentar, lalu menelpon nomor Delan. Wajahnya semakin kesal kala panggilan itu ditolak. Delan menolak panggilannya!

Tergesa, Mikaela membuka room chatting dengan Delan, gadis itu menekan icon microphone dan mulai mengoceh.

"Delan sialan! Pacar lo lo tinggal hm?! Ini apa pula lo nolak panggilan gue? Lo nggak takut kalau gue kenapa-kenapa?!"

Kirim. Setelah menekan icon kirim, Mikaela berjalan menuju gerbang sekolah. Dia belum berniat memesan ojek online sebelum Delan membalas. Siapa tahu laki-laki itu bersedia menjemputnya lagi.

Ponsel Mikaela pun bergetar, senyumnya merekah saat tahu Delan yang mengirimkan pesan. Segera dia membuka pesan Delan dengan harapan lebih.

Maaf, Mikaela. Gue baru anterin Naura.

Dia cerita katanya diikutin orang pake jubah hitam.

Gue takut dia juga celaka.

Lo di sana bentar sama pak satpam ya? Gue bakalan jemput lo.

Jangan marah, gue sayangnya sama lo kok.

Bangsat. Mikaela mengumpat. Gadis itu menatap ke depan, lebih tepatnya pada kendaraan yang berlalu-lalang. Pikirannya buruk, namun otaknya ingin tertawa meremeh.

Naura? Gadis itu izin pulang lebih dulu di pelajaran ke-enam karena alasan sakit. Mikaela sempat heran tadi, apalagi waktu istirahat Naura terlihat sehat dan bergabung bersama dirinya dan Delan. Bahkan gadis itu mengajak dirinya dan Delan makan sebagai tanda terima kasih.

Pasti gadis itu berbohong! Tapi kenapa Delan semudah itu percaya?

"Delan, gue nggak pulang ke apart. Males. Gue udh naik taxi, nggak usah balik."

Kirim. Mikaela terkekeh-kekeh sendiri dengan perasaan dongkol bulan main. Tangannya pun kembali mengotak-atik benda pipihnya untuk memesan taxi online.

Delan, Delan, tidak tahukah dirinya bahwa Mikaela malas pulang ke rumah karena kedua orang tuanya pasti akan mengoceh tentang hubungan mereka?

💮💮💮

"Saya mau cerai!"

Mikaela menurunkan tangannya, urung untuk membuka pintu rumahnya. Dia tersenyum kecil saat mendengar berdebatan antara Januar dan Mela.

Lagi-lagi disambut dengan cek-cok.

"Kamu pikir gampang cerai dari aku, Mas? Nggak! Aku nggak bakalan biarin kamu bahagia sama selingkuhan kamu!"

"Sialan! Saya ingin cerai bukan karena selingkuh, Mela! Tapi karena kamu!"

"Oh ya? Mata kepala aku lihat kamu sama dia di kamar hotel, keluar dari kamar yang sama!"

"Dia sama saya malam itu?" Suara Januar terdengar begitu geram kepada mama-nya.

Mikaela menegang, menyiapkan diri untuk mendengar kalimat papa-nya setelah ini. Entah tentang kebenaran bahwa orang tuanya memang selingkuh ataupun hal lainnya.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang