Namanya juga manusia, kalau punya rasa dan ego ya dimaklumi saja. Cuma kalau melebihi batas, rasanya tidak pantas.
💮💮💮
Delan meneliti setiap siswa yang berpapasan dengan dirinya. Meski hanya memperhatikan dalam diam dan secara kalem, Delan tetap berusaha sebaik mungkin menelisik setiap bagian tubuh mereka.
Dari sekian ratus siswa, Delan dimudahkan hampir separuhnya karena anggota si tua itu kebanyakan laki-laki. Delan hanya pernah menemui dua perempuan di lingkup mereka.
Meski begitu, dia tetap tidak tenang. Khawatir dan cemas memenuhi kepalanya. Mikaela, kalau sampai si tua itu mengincar anaknya sendiri bagaimana? Delan sungguh tidak apa-apa kalau dirinya yang terluka asal Mikaela baik-baik saja.
Tangan Delan menyugar rambutnya, kaki berlapis sepatu hitamnya melangkah menuju ke kelas Mikaela. Dia tahu bersama Mikaela adalah risiko besar, tapi berada di jarak yang jauh dengan Mikaela lebih berbahaya.
"De!"
Tap. Langkah Delan terhenti, kepalanya berputar menatap gadis yang memanggilnya. Dia Naura, gadis berambut kelabang dengan senyum manisnya.
"Kenapa?"
Naura tampak berlari kecil mendekati Delan. Senyum gadis itu merekah, begitu lebat dan terlihat senang.
"Gue ulang tahun hari ini," ucap Naura.
"Terus?"
Wajah gadis itu tampak kecewa, tapi– hei, apa salah Delan? Bukankah– oh astaga, iya ... Delan paham sekarang.
"Maaf, maksud gue selamat ulang tahun dan semoga panjang umur," ralat Delan, tangannya bahkan terulur memberi selamat kepada Naura.
Gadis itu menyambut tangannya, senyumnya kembali merekah karena Delan memberinya ucapan selamat. "Makasih."
"Kalau gitu, yuk, makan di kantin gue traktir!"
Alhasil Delan diseret paksa berjalan berlawanan arah dengan kelas Mikaela. Laki-laki itu ingin menolak, tapi juga merasa tidak enak kalau sampai melukai Naura. Bagaimanapun Delan pernah menyukai gadis di depannya ini, gadis yang juga memerlukan seorang pelindung.
Mata Delan tiba-tiba memperhatikan leher Naura. Biru, lebar dan tampak memar. Jelas ini bukan hasil dari perbuatan baik, tapi kasar. Delan tahu itu karena ... ehem, dia dulu pernah mencobanya dengan Mikaela.
Eh, hanya penasaran. Dia benar-benar hanya mencobanya di leher Mikaela.
"Delan, mau pesen apa?"
Delan tersadar, laki-laki itu terbatuk kecil sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Naura. "Bakso aja sama es jeruk."
Naura tampak mengangguk, kemudian gadis itu mulai berbicara dengan ibu pemilik kantin.
"Em ... Ra?"
Naura menoleh, lebih tepatnya sedikit mendongak menatap Delan yang memanggil dirinya.
"Kenapa?"
Bukannya menjawab, Delan justru mengulurkan tangannya, menggapai rambut kepang milik Naura dan menyingkirkannya ke belakang pundak gadis itu. Ibu jarinya mengelus tepat di luka memar milik Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...