.48. Belum Diketahui

440 49 3
                                    

Kalau gue hilang, jangan dicari. Semua ini juga gara-gara kelakuan lo. Dulu waktu gue ada, lo ngapain?

💮💮💮


Sudah dua hari Mikaela belum ditemukan. Clao dan dirinya sudah mencari informasi ke mana pun, namun belum juga ada yang memberikan mereka titik terang. Ah, jangan harap mereka melapor ke polisi seperti orang normal lainnya, itu jelas tidak akan. Mereka terikat kelompok gelap yang jika tersentuh sedikit oleh polisi, maka semuanya akan habis tak bersisa.

Saat ini, dirinya dan Clao hanya mampu duduk meratapi memandang langit gelap yang penuh dengan bintang. Mereka lelah berkeliling kota mendatangi satu persatu orang demi menanyakan adakah yang melihat sosok Mikaela.

Perasaan Delan benar-benar hancur berkeping-keping. Yang ada dalam pikirannya hanya Mikaela dan Mikaela. Dia benar-benar menyesal telah mengesampingkan pacarnya itu demi melindungi Naura yang nyatanya hingga hari ini baik-baik saja.

Bodoh sekali dirinya, bisa-bisanya dia lebih khawatir dengan Naura yang mengalami syok daripada Mikaela yang jelas-jelas terluka. Dia merasa sangat-sangat brengsek, tidak pantas mendapatkan maaf dari gadisnya itu.

"Nomornya masih nggak bisa dilacak." Clao mengepulkan asap hasil pembakaran tembakau bernikotin dengan begitu pelan. Wajahnya tidak jauh berbeda dengan dirinya. Sama-sama kuyu dan lelah.

"Mainnya rapi banget," ucapnya. Delan meremat pelan kaleng soda yang isinya masih separuh itu.

Clao menyentil puntung rokok itu dengan pelan, abu berwarna merah pun jatuh berguguran. "Kesalahan kita, biarin Mikaela sendirian."

"Gue juga mikir gitu. Apalagi bokapnya," ucap Delan. "Apart itu kan dari bokapnya, harusnya ada orang dari dia."

"Iya, tapi hidup Mikaela beda dari anak dunia hitam kebanyakan," sahut Clao. "Mikaela nggak pernah diikutin orang suruhan."

"Lo?" Delan menunjuk Clao. Sedangkan Clao menyengir lebar.

"Iya, cuma gue kan di sekolah doang. Nggak dua empat jam nonstop!"

"Iya, apalagi bokapnya ga suka sama gue."

"Sebenernya gimana sih, Lan? Lo anak buah bokapnya, tapi bokapnya nggak suka lo?"

Delan menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu mematik korek dan menyelipkan satu batang rokok di sela bibirnya. "Bokapnya dulu ketemu gue karena gue temenan sama Mikaela. Awalnya gue ketemu dia pas gue bener-bener di keadaan terendah. Gue cuma anak jalanan, ngemis sana sini tanpa punya orang tua. Dan gue ketemu Mikaela."

"Terus?"

"Bokap Mikaela tahu gue sama anaknya temenan. Dia nggak suka, dan dengan dalih buat Mikaela nggak temenan sama gembel, gue dikasih kerjaan. Gue awalnya iya-iya aja karena usia gue waktu itu kecil banget, di otak gue yang penting uang dan tempat tinggal."

"Tapi, akhirnya Mikaela tahu gue masuk dunia gelap, Mikaela tahunya gue dari awal ketemu udah masuk ke dunia itu, padahal enggak. Dan lebih dosanya lagi gue sama Mikaela selalu bilang kalau bakalan usaha biar gue keluar dari dunia itu, padahal nggak akan, nggak akan bisa. Gue tanpa dunia itu cuma bakalan jadi gembel, dan bener kata bokap Mikaela, level gue sama Mikaela jelas jauh."

💮💮💮

Pangeran bertemu putri, itu dongeng yang benar-benar membuat siapa saja jatuh cinta. Dongeng dimana dengan mudahnya pangeran memikat sang putri kerajaan dan mendapatkan restu dari orang tua mereka. Tidak seperti kisahnya, Delan si manusia biasa bertemu dengan putri kerajaan bernama Mikaela. Sesuatu yang benar-benar sangat tidak mungkin jika keduanya akan bersama-sama.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang