Mau mulai belajar? Hitung dulu berapa kemungkinan dia bersamaku.
💮💮💮
Delan menatap Naura yang duduk di sebelahnya. Setelah dari ruang pengawasan, dia memang memisahkan diri dari Mikaela dan Clao. Delan perlu memastikan bahwa Naura tidak terlibat seperti apa yang dia harapkan. Delan juga ingin memastikan jika Naura tidak akan terluka ataupun melukai karena dirinya.
Mereka hanya berdua sekarang, duduk di bawah rindangnya pohon di dekat gudang sekolah. Tempatnya sepi, benar-benar menjaga privasi. Delan sengaja, dia tidak ingin ada yang berpikir jika dirinya dan Naura sedang dalam masalah. Dia juga tidak ingin ada orang lain yang mendengar obrolan mereka dan akhirnya salah paham.
Delan tersenyum, dia menatap gadis yang beberapa hari lalu menjadi gadisnya. Dia tidak menyangka rasa nyaman itu masih ada. Delan merasa bersalah, benar-benar merasa dirinya seorang yang berdosa. Namun, kembali lagi, hidup Delan penuh aturan, terlalu gelap jika Naura ingin bergabung bersamanya. Melibatkan sesosok sahabatnya saja sudah membuat dirinya kalang kabut dalam menjaga.
"Apa lagi, Lan? Kita udah selesai sejak lo bilang selesai."
Naura benar, mereka memang sudah selesai sejak dirinya bilang selesai di hari itu. Meninggalkan gadis yang kini ada di sebelahnya dalam keadaan sedih dan menangis melepasnya.
"Gue cuma mau tanya," ucap Delan. Sebisa mungkin dia memikirkan rangkaian kata yang pas untuk disampaikan. Delan benar-benar tidak ingin Naura menjadi salah paham dan merasa tertuduh.
"Apa? Soal teror yang Mikaela dapet?" Naura menghela napasnya berat, dia menunduk memainkan kedua jemari telunjuknya. "Gue nggak tahu, Lan. Kenapa juga teror itu ada setelah kita putus?"
Delan mengamati, laki-laki itu merasa sedikit hangat karena sikap Naura menunjukkan jika memang gadis itu tidak terlibat. "Gue juga nggak tahu. Orang itu terlalu abu-abu buat dicari."
Hanya alasan tentu saja. Delan jelas tahu siapa dia. Delan jelas mantap untuk mengakui jika memang orang itu pelakunya. Hanya saja yang Delan heran adalah ... kenapa dia melakukan itu? Delan sudah menurut untuk tidak melakukan hal lebih selain menjadi sahabat bagi Mikaela. Bahkan dengan sengaja menutupi rasanya dan memilih menjadikan Naura sebagai pacar. Lalu apa yang membuat orang itu marah?
"Lan, jaga diri baik-baik. Gue takut orang itu juga lukain lo," ucap Naura dengan tulus. Gadis itu mengelus lembut bahu Delan dengan senyum menyejukkan miliknya.
Delan tertegun sejenak. Rasanya senyum Naura membuatnya semakin bersalah. Apa gadis itu ada yang menjaga? Bagaimana jika dirinya kembali dijahili?
"Kalau udah selesai, gue ke kelas ya?" Naura kembali tersenyum.
Delan masih diam, dia memilih menatap Naura dalam diamnya. Apa perasaan ini hanya karena nyaman? Apa rasanya masih utuh hanya untuk Mikaela? Kalau iya, Delan memerlukan sesuatu, sesuatu untuk menghilangkan rasa itu.
💮💮💮
"Daga, gue mau tanya soal Clao." Mikaela mengerjap lucu saat ini. Dia sengaja menghampiri Daga yang katanya sedang mengambil buku ke perpustakaan. Mikaela juga sengaja membawa dua minuman untuk diberikan kepada Daga agar laki-laki itu mau berbagi cerita tentang Clao kepadanya.
Daga mengernyit, meski tangannya meraih minuman yang Mikaela berikan, Daga tetap saja menatap gadis itu heran. "Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...