.13. Delan Kembali

641 81 0
                                    

Gue memang nggak suka keributan, tapi gue lebih nggak suka kesepian.

💮💮💮

Clao memberinya susu cokelat begitu dia duduk di sebelah laki-laki itu. Tangan Clao bahkan dengan kaku mendorong susu itu dengan bibir yang terbungkam, namun matanya menatap dalam. Tentunya Mikaela tidak paham, apalagi Clao tampak memalingkan wajah begitu Mikaela hendak membuka mulut.

Tiba-tiba Daga berbalik bersamaan dengan Bagas. Kedua laki-laki itu memandangnya penuh penasaran. Ah, bukan hanya kedua orang itu, tapi seluruh anak kelasnya termasuk juga Naura. Mungkin karena bajunya yang terkena bercak, atau karena dagunya yang membiru.

"Lo abis dipukulin siapa, La?"

Mikaela memilih mengangkat bahunya acuh, kemudian mengambil susu pemberian Clao. Menusuk susu kotaknya, kemudian minum dengan tenang. Dia memilih abai dan sengaja mengalihkan pandangannya kepada Clao. Namun, seperti itu keputusan yang salah. Karena ternyata Clao menatapnya sedari tadi.

"Ke-kenapa lihatin gue?" tanya Mikaela gugup.

Sudut bibir Clao tertarik sebelah. Laki-laki itu tampak mematikan dan tampan secara bersamaan. Sialan, Mikaela tidak bisa bergerak sekarang.

"Uhuk!"

Double sial. Kini dia malah tersedak susu cokelat dari Clao.

"Lo salting gara-gara gue, ya?" Datar, menyebalkan, dan tidak berekspresi.

Laki-laki itu tampak melirik sebentar kepada Daga dan Bagas. Mau tidak mau, Mikaela ikut melirik mereka yang ternyata sudah kembali menatap ke depan.

Entah kenapa, setelah melirik Daga, Clao justru kembali menelungkupkan kepalanya. Padahal Mikaela belum sempat mengelak tentang pertanyaan salting yang Clao berikan.

💮💮💮

Hari ini sepertinya akan menjadi hari terburuk bagi Mikaela. Gadis itu sial karena bertemu dengan laki-laki berjubah di kamar mandi dan sekarang dia harus bertemu dengan Delan dan Naura yang sedang tertawa bahagia di depannya.

Mungkin bagi orang lain itu adalah hal manis yang patut diirikan. Namun, bagi Mikaela bukan tentang iri, hanya saja rasa sakit karena dia tidak mampu di posisi Naura sekarang. Gadis yang baru tiga bulan sekolah di sini, namun berhasil membuatnya dicaci hanya dalam hitungan hari. Gadis cantik yang sebenarnya baik, hanya saja kini mereka bak musuh karena masalah Delan.

Sebenarnya, cara mereka berperang tanpa kata dan tanpa tindakan. Hanya saling diam dan enggan menyapa. Mikaela sendiri tidak paham kenapa Naura tampak menjadi dingin kepadanya, padahal dia tidak merasa melakukan kesalahan. Dia sudah sebisa mungkin menjaga jarak dengan Delan. Jadi, aneh bukan?

Atau ... yang dimaksud Reza ada benarnya? Bahwa Naura sedang bermain? Tidak. Tidak ada kemungkinan Naura sedang bermain, lagipula untuk siapa dia bermain?

"Udah tahu sakit, tapi masih digenggam."

Mikaela menoleh, kepalanya harus mendongak menatap Daga yang jauh lebih tinggi darinya.

"Apa sih, Ga?"

Daga balik menatapnya. Laki-laki itu tersenyum manis sambil menyentil pelan dahi Mikaela. "Jangan menggenggam silet, Mikaela. Kedua sisinya sama-sama tajam. Lukanya jelas akan sangat parah."

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang