.57. Yang Sebenarnya

431 34 3
                                    

Apakah ada yang mau nerima gue dengan keadaan kacau selain lo?

💮💮💮

Mikaela bersimpuh di depan makam berlapis marmer di depannya. Makam yang sangat indah dan terawat, makam dengan nama wanita yang ternyata ibu kandungnya. Mikaela tidak tahu harus mengatakan apalagi selain suara isak yang keluar dari mulutnya. Gadis itu mengelus dengan begitu halus setiap bagian makam dari sang mama.

Rasanya masih sesak, dia masih merasa gagal untuk menerima semuanya. Wanita yang dia sayang, yang dia pedulikan, ternyata bukan ibu kandungnya. Wanita yang justru membalas perhatian darinya dengan tatapan enggan, balasan sinis, dan seolah Mikaela memang senang melihat keadaan mamanya itu yang menderita.

"Kamu mau buat mama kamu sedih? First time kalian ketemu, kenapa kamu malah nangis?"

Mikaela mendongak, menatap Januar yang memegang payung hitam untuk melindunginya. Memang keadaan pemakaman siang ini begitu terik, hingga akhirnya Januar memilih membawa payung untuk berteduh.

"Mama," ucapnya. "Hiks, kenapa Mikaela baru tahu setelah sekian lama?"

Januar memijit pangkal hidungnya. Laki-laki itu membiarkan Mikaela mengoceh dengan isak tangis yang histeris tanpa ingin menenangkan sang gadis. "Persis sekali," desisnya pelan.

Inilah alasan Januar terlalu keras kepada Mikaela. Mikaela harus ini, harus itu sesuai dengan maunya karena Januar tidak ingin Mikaela gagal. Januar benar-benar menyayangi putrinya hingga akhirnya dia tidak sadar jika tindakannya keterlaluan.

"Pa, pulang."

Januar akhirnya mengangguk. Membiarkan Mikaela berjalan lebih dulu menuju mobil, sedangkan dirinya memilih berjongkok di depan makam mendiang istrinya itu. "Dia sudah tahu. Akhirnya, setelah sekian lama dia kenal kamu, Sayang."

Hela napasnya terdengar kasar. "Maaf, karena saya terlalu mencintai kamu sampai-sampai wanita itu membenci Mikaela."

"Dia cemburu buta, kemudian memilih selingkuh."

"Hah... saya sedikit lelah, Rein, tapi dulu saya menikah karena mama. Bagaimanapun memang saya terlalu kacau karena kepergian kamu."

"Rein, sekarang Mikaela dan saya sudah bebas dari wanita itu. Kamu harus senyum di sana ya. I love you, Rein."

💮💮💮

"Papa bunuh selingkuhan mama."

Delan menghentikan kegiatannya mengaduk susu hangatnya. Laki-laki itu mendongak nampak kaget dengan pernyataan santai yang Mikaela ucapkan.

"Sayang, kamu udah tahu?"

Mikaela mengernyitkan dahinya. "Jadi kamu tahu?"

Sebelum menjawab, Delan melangkah mendekati ranjang Mikaela. Laki-laki itu memberikan segelas susu kepada sang gadis.

"Semua anggota kelompok bakalan tahu apa rencana dari papa kamu. Cuma, yang ngelakuin itu bukan aku ataupun papa kamu."

Mikaela masih diam menatap Delan. Sedangkan Delan, dia mengerti apa yang sedang Mikaela pikirkan.

"Besok sekolah ya, tadi dicariin Rose."

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang