Seperti membeli kotak misteri, gue nggak tahu apa yang akan gue dapet.
💮💮💮
Mikaela segera berdiri begitu dirinya tersadar dari keterkejutannya. Dia ingin segera keluar dari ruangan ini dan tidak ingin muncul di depan Delan lagi. Sayangnya, semesta lebih mendukung Delan. Laki-laki itu berhasil meraih tangannya dan menarik dirinya hingga jatuh ke pelukan laki-laki itu.
"Gue tahu lo masih peduli sama gue."
Mikaela menggigit bibirnya dengan keras. Dada gadis itu berdegup dengan napas yang seperti habis. Parfum Delan menguar, memenuhi indera penciumannya. Rasanya seperti sudah lama dia tidak mencium wanginya, wangi yang diam-diam Mikaela juga membelinya dan menyemprotkan parfum itu bila rindu kepada Delan.
"Kenapa harus sok menjauh hm?"
"Gue nggak bisa jauh-jauh dari lo tauk!"
"Lo tadi bohong 'kan waktu di ruang ekskul? Lo nggak beneran, 'kan?"
Mikaela menahan diri sekuat tenaga. Dia hampir saja meloloskan air mata jika saja tidak mengingat semua ini demi Delan.
Dia harus. Delan itu separuhnya, jadi melindungi Delan akan dia lakukan kali ini. Biasanya Delan yang akan melindunginya, jadi biarkan Mikaela melindungi Delan. Semesta ... bantu Mikaela kali ini saja.
Delan terkejut dan sedikit mundur karena dorongan Mikaela. Gadis yang menjabat sebagai pengisi separuh kehidupannya itu menjauh, tanpa sepatah kata pun membalas apa yang dia katakan.
Ketahuilah, Mikaela benar-benar terpaksa. Bahkan ketika dia berbalik dan berhasil keluar dari UKS, dia lagi-lagi meneteskan air mata.
"Maaf, De."
💮💮💮
Delan mengusap wajahnya kasar. Dia memilih berbalik dan kembali merebahkan diri setelah kepergian Mikaela. Dengan hati tidak tenang dan penuh tanya, dia berusaha memejamkan mata. Meski nyatanya, bayangan Mikaela memenuhi otaknya.
"Gue denger dari anak kelas lo, lo sakit?"
Delan membuka matanya pelan, menatap Naura yang kini berdiri membuka tirai. Gadis itu membawa roti dan susu kotak di tangannya.
"Lo?"
Naura tersenyum melangkah mendekati Delan. Dia meletakkan susu dan roti itu di atas nakas, kemudian berdiri menatap Delan.
"Lo sakit apa? Gue cuma berani bawain roti sama susu cokelat."
Delan tersenyum tipis. Dia sebenarnya tidak nyaman didatangi Naura seperti ini, apalagi situasi UKS yang sepi. Dia hanya takut kalau Mikaela kembali dan melihat ini, gadis itu akan kembali salah paham.
Ah, kenapa Mikaela lagi?
"Mau gue cariin obat?" Naura bertanya lagi.
Delan pun mendudukkan dirinya. Melirik tipis pada susu coklat dan roti yang Naura berikan. "Udah cukup itu aja, lo bisa makan sekarang," jawab Delan.
Naura tersenyum lebar, bahkan terlihat begitu senang.
"Gue udah makan istirahat pertama tadi. Sekarang masih kenyang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting from A Broken Heart [End]
Teen FictionDimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ Di bawah itu jangan baca ya 😂 . . . Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri...