.12. Teror Pertama

605 79 1
                                    

Apa sih yang lo pikirin? Pasti bukan

gue, kan? Ya sadar kok, cuma gue

belum bisa move on dari lo, Bangs*t!


💮💮💮


Delan memeluknya denganbsegera. Entah apa yang laki-laki itu bicarakan, Mikaela tidak paham. Otaknya masih berpikir dengan dua kata yang ditulis di atas kertas itu. Selamat datang katanya, untuk apa? Bahkan dunia hancur Mikaela sudah ada sejak lama.


"Hey, lo nggak papa, kan?" Delan bertanya dengan nada bergetar. Bahkan laki-laki itu menatap wajah Mikaela yang terkena sinar rembulan dengan tatapan cemas.


Mikaela tersadar, gadis itu sedikit menjauh dari Delan. "Gue nggak papa, orang itu cuma kasih gue ini."


Delan terlihat menyatukan alisnya hingga terbentuk lipatan di dahi laki-laki itu. "Siapa? Mikae, selain masalah rumah lo kenapa?"


Mikaela lupa, Delan belum tahu tentang dirinya yang didatangi orang itu. Mikaela sedikit yakin jika orang itu berjenis laki-laki karena postur tubuhnya yang cukup besar dan tinggi. Namun, selain topeng dan jubahnya. Mikaela tidak mengenali orang itu.


"Gue..." Mikaela belum yakin akan menceritakan ini. Apa dengan bercerita kepada Delan masalahnya akan selesai? Apa dengan bercerita dia diincar seseorang. Delan akan selalu dengannya?


Ah, bodoh sekali. Dulu Mikaela tidak pernah seragu ini menceritakan apapun kepada Delan. Mungkin karena dulu Delan selalu ada, selalu menenangkannya, selalu membuatnya merasa lebih baik setelah bercerita. Dan sekarang. Delan bukan hanya untuk Mikaela, Delan bukan hanya mendengarkan ceritanya, dan Delan justru akan membuatnya merasa sakit hati.


"Kenapa, Mikae?"


Akhirnya, Mikaela memilih menyodorkan kertas yang diberikan orang tadi kepada Delan. Laki-laki itu segera melepas pelukannya dan menerima kertas dari Mikaela. Wajahnya mengeras begitu membaca tulisan "Selamat Datang" di kertas itu.


"Dia sama siapa?" tanya Delan dengan nada yang lebih kearah geram.


Mikaela menatapnya heran, bingung, dan juga tidak mengerti. Kenapa Delan seolah tahu siapa orang itu? Kenapa Delan terlihat marah dan-


"Gue tanya, dia sama siapa, Mikaela?!!"


Mikaela terkejut, gadis itu berkedip sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Delan.


"Sendiri, pakai jubah hitam dan topeng putih."


"Bangs*t!" maki Delan. Laki-laki itu segera menarik Mikaela pergi meninggalkan danau dengan langkah yang tidak santai. Bahkan kaki Mikaela terasa seperti terseret karena saking cepatnya Delan berjalan.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang