.46. Semoga berhasil

453 52 4
                                    

Waktu ada lo diemin aja, pas udah pergi baru deh sibuk sana sini nyari.

💮💮💮

Delan, satu-satunya harapan yang dia miliki untuk menghilangkan sepi, ternyata tidak terjadi. Satu-satunya orang yang dia percaya bisa membuatnya bahagia, kini membuatnya kecewa. Mungkin terlihat kekanakan, apalagi menurut Delan, tapi sumpah, Mikaela tidak akan pernah mau jika perhatian Delan terbagi.

Dia memang serakah, dia egois karena baginya memang benar-benar hanya ada Delan dalam bertahun-tahun ini. Dia tidak ingin Delan terbagi, apalagi sampai pergi. Namun, dia ingat-ingat lagi, dia juga mulai sadar diri bahwa hidup Delan sudah bukan lagi hanya tentang mereka, tapi juga Naura.

Gadis baru yang menjabat sebagai pacar Delan dalam hitungan hari, yang entah apa alasan Delan menjadikan Naura sebagai pacar. Gadis itu benar-benar berhasil membuatnya kehilangan, kehilangan Delannya.

"Ini bener apart-nya?"

Mikaela mengangguk, menatap lesu apartemen berlantai puluhan di depannya. Apartemen mewah yang secara istimewa papanya belikan untuk dirinya. Yang berarti, mulai hari ini dia benar-benar akan sendiri, berteman dengan sepi.

Tentu saja sesak rasanya, apalagi mengingat tentang Delan yang membelikan apartemen untuk mereka berdua. Apartemen yang mungkin saja akan Delan gunakan bersama Naura.

"Mau gue anterin masuk?" Clao bertanya dengan nada khawatir.

Mikaela tersenyum dan menggeleng singkat menjawabnya. Gadis itu pun menyerahkan helm kepada Clao. "Bisa sendiri kok, makasih udah dianterin sampe sini."

"Sama-sama, kalau ada apa-apa bilang ya?"

Mikaela mengangguk lagi, gadis itu kemudian melambaikan tangannya dan meninggalkan Clao di sana.

💮💮💮

Mikaela membuka pintu yang baru saja diaktifkan finger print-nya itu dengan perlahan. Lampu otomatis menyala begitu kaki Mikaela melangkah ke dalam, menyambutnya, menghilangkan kegelapan di dalam ruangan. Ya, setidaknya lampu itu mengurangi rasa sepi dan sunyi apartment ini. Setidaknya, bukan gelap yang menemani.

Gadis itu mulai melangkah, melirik ke sana dan ke sini menatap seluruh isi ruangan. Papa-nya benar-benar pandai meminta orang mengatur apartemen sedemikian rupa. Sangat-sangat nyaman dan sesuai dengan seleranya.

Bibir Mikaela sedikit tertarik saat menemukan beberapa barang koleksi di kamarnya sudah berpindah dan tertata rapi di sana. Namun, lengkung itu meluntur saat menemukan foto Delan bersamanya.

Dia tahu, papa-nya setuju untuk satu tahun bersama Delan, makanya foto itu ikut dipindahkan. Tapi ... saat ini dia tidak akan menyukai foto itu setelah apa yang Delan lakukan kemarin.

Secepatnya dia meraih figura itu dan memasukannya ke dalam laci. Napasnya sudah memburu saat mengambil satu demi satu foto di sana. Dia terlihat sangat-sangat terluka meski hanya memandang potret kenangannya.

Begitu dirasa cukup, Mikaela memilih mandi dan berganti pakaian.

Klek. Pintu kamar mandi terbuka dengan Mikaela yang sudah siap dengan kaos dan celana pendeknya. Rambut gadis itu basah dan diusap lembut dengan handuk. Kakinya melangkah mendekati cermin di kamarnya, harusnya sih dia menemukan pengering rambut di sekitar meja riasnya.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang