.53. Sangat

476 46 3
                                    

Lo pasti nggak tahu rasanya bertahan tapi sakit, 'kan?

💮💮💮

Menyugar rambutnya ke belakang dengan hati tidak karuan adalah hal yang Clao alami sekarang. Sebenarnya sudah sedari tadi sejak Daga dan Naura tertangkap dan di bawa ke markas, namun dia memilih diam dan tidak memikirkan apapun sebelum Delan datang. Wajah Clao benar-benar dibuat sebiasa mungkin ketika menghadapi keduanya. Namun, setelah mengetahui jika semua hanya karena janji Daga yang ingin menghancurkan Delan, rasanya tidak ikhlas.

Daga benar-benar menyeret dirinya dan Mikaela masuk terlalu dalam. Laki-laki itu bahkan senang sekali mendekatkan dirinya dan Mikaela. Clao memang tidak berekspektasi tinggi untuk cerita dirinya dan Mikaela sejak awal menjaga gadis itu. Tapi, sejak satu kelompok dengan gadis itu dan juga Daga, seolah ada harapan untuk dirinya. Didukung pula dengan hubungan Delan dan Mikaela yang renggang.

"Gue sengaja deketin Mikaela dengan Clao, gimana? Berhasil?" Daga terkekeh. Kali ini kekehan itu terdengar sangat lirih dan lemah.

"Lo bajingan!" Delan mengamuk. Clao paham jika Delan pasti merasa sakit hati. Perasaan yang sangat tidak bisa di definisikan untuk kekacauan yang Daga buat hari ini. Bahkan untuk menjadikan Naura tersangka pun sepertinya salah. Karena kenyataannya, Daga-lah otak yang lebih parah.

"Bajingan? Lo yang bajingan!" Daga menggeram. "Lo inget tugas lo satu tahun lalu?"

Delan terdiam, begitu pula dengan Clao. Mereka sama-sama mengingat kembali tugas apa yang mereka emban satu tahun lalu.

"Lo bunuh ayah gue! Lo.bunuh.ayah.gue!"

Naura tampak menggigil, suara makian dan cacian memang bersahutan begitu mengerikan bagi orang biasa seperti Naura.

"Gue bunuh orang yang mengacau dan mengancam kelompok! Gue cuma ngelakuin tugas sesuai perintah!"

"Tapi itu bokap gue, Bangsat!"

Clao menarik Delan yang hampir maju dan melayangkan tinjuan. "Tahan diri lo," ucap Clao dengan dingin.

"Bokap dia pengedar palsu. Apa yang dia edar terlalu bebas, bahkan anak-anak hampir jadi sasaran!"

"Bokap gue polisi, sialan!"

"Bukan!" Delan membentak. "Demi apapun, anak jalanan hampir diracun sama bokap lo pake narkoba!"

Napas Daga dan Delan sama-sama memburu. Keduanya saling tatap dengan begitu sengit. "Gue nggak peduli," jawab Daga selanjutnya.

"Bagi gue, lo itu pembunuh. Lo harus ngerasain sakitnya kehilangan orang yang lo sayang!"

"Ga, lo sadar dong!" Clao mendongakkan wajah Daga.

Daga tersenyum dengan begitu sinis, wajahnya benar-benar pucat namun penuh dengan keberanian. Begitu Delan akan maju menghajar, Daga lebih dulu jatuh pingsan.

"Daga?!" Naura berteriak, khawatir dengan keadaan laki-laki itu.

💮💮💮

Mikaela mendongak, menatap siapa yang baru saja memasuki kamarnya. Luka jahitnya baru saja dicek kembali oleh suster panggilan sang papa. Ya, akhirnya Mikaela dirawat di rumah lamanya. Rumah yang memang pada akhirnya dibiarkan kosong.

Starting from A Broken Heart [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang