Mama

89 2 0
                                    

Zahra pun akan bertemu dengan mamanya. Dia pun Sangat Ragu ketika Akan bertemu dengan mamanya. Mengapa begitu? Ya karena selama ini mamanya hanya menyayangi kakaknya bukan dia bahkan ketika Zahra peduli dengan mamanya. Mamanya pun menolak.
Sarah Elmira Dwi Ernanda Ya Sarah adalah Mama Daerren dan Zahra namun mengapa Mama Sarah tidak menerima Zahra .
"Dek Nanti Kakak Jemput di rumah ya nanti kamu ganti baju dulu baru kita Ke rumah Mama"
Kata Daerren

  "Baik kak, Nanti Zahra Tunggu di rumah " Kata Zahra
Tiba-tiba Aditya Melihat Putra-putrinya sedang Mengobrol ya mungkinkah mereka menunggu Sarapan bersama.
"Hei ada apa pagi-pagi loh anak anak papa udah kumpul aja " Tanya Papa Aditya

  "Papa Zahra izin ya nanti ke rumah Mama Sama kakak, Boleh kan pa" Tanya Zahra Kepada Papanya

"Mau papa Antar nak, Daerren Jaga Adiknya ya, papa Takut mama kamu ngelakuin hal yang enggak terduga pada Adikmu" Tanya Aditya

  "Enggak papa, kan  Zahra Sama Kakak papa" Kata Zahra

"Iya Pa Daerren, bakal Jaga Zahra kok" Kata Daerren

Ya Daerren Dan Zahra Hanya Beda 3 Tahun Jadi Usia Mereka Dan Aditya Tidak terpaut Terlalu Jauh. Bahkan Aditya Berusia 35 Tahun Sekarang Dulu ia dipaksa Orang tuanya Untuk Menikah Muda Disaat baru lulus Sekolah Dan Disaat Itu Sarah Lebih tua Dari Aditya Mereka Terpaut Usia  6 Tahun Ketika Orang Tuanya Menjodohkan Mereka. Lalu Ketika Zahra berusia 6 Tahun ya mereka Bercerai Karena mungkin tidak ada kecocokan antara mereka Terutama Sarah Mementingkan Dirinya sendiri, dia hanya memikirkan Karirnya yang bagus hingga Ia tidak Mau Mengasuh Zahra ya mengapa Sarah lebih menyayangi Daerren  Alasannya Karena Dulu disaat Ia hanya menginginkan Satu Anak saja Agar Karirnya Bagus, namun Aditya Menginginkan Satu orang Anak lagi dan Lahirlah Zahra. Sejak saat itu Sarah berpikiran bahwa Zahra Menghambat Karirnya, Bahkan Ketika Bercerai pun Aditya Memang Belum mempunyai apa-apa namun dengan seiringnya waktu Aditya Menjadi Pengusaha yang sukses dan Bisnisnya Terkenal dimana-mana, Berkat Kerja kerasnya, Dukungan Dari Keluarganya, Ia bisa Bangkit Dan Membuktikan Kepada Sarah Bahwa Dia Bisa sukses dan dia bisa merawat Putra-putrinya sendiri. Dan mengapa Nama Zahra Ada Nama Sarah Yaitu Zahra Shara Elmira ya Memang Aditya Yang memberikannya Agar Sarah Tau Bahwa Zahra Adalah putrinya dan agar Sarah tidak mengabaikan Zahra terus-menerus. Dulu Sarah Seorang Model Yang Sangat Dikenal Banyak Orang.
"Papa Zahra berangkat ya" Tanya Zahra Menatap Papanya
Ya ketika semua selesai sarapan bersama Zahra pun segera Berangkat ke sekolah
  "Berangkat bersama papa nak papa antar" Ajak Aditya
Didalam perjalanan pun Zahra banyak Bercerita kepada papanya. Dan Aditya sangat senang mendengarnya memang Aditya selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya Bahkan dia lupa bahwa putra-putrinya membutuhkan kasih sayang.

Pulang sekolah Zahra langsung Ke Rumah ya ia segera berganti baju lalu bersiap-siap.

"Zahra siap dek" Tanya Daerren
  "Siap kak Ayo kak" Ajak Zahra

25 menit perjalanan Menuju Rumah Sarah Ralat Rumah Suami Sarah Om Ardy.
Mereka pun mengucap salam dan mengetuk pintu. Ya mamanya pun membukakan pintu bahkan ia terkejut melihat putra-putrinya.
"Mama apa kabar" Tanya Zahra
Sarah pun menatap Zahra tidak suka ia hanya menjawab cuek saja ke Zahra
"Baik ada apa kesini" Tanya Sarah
"Zahra kangen sama mama" Kata Zahra
Bahkan ketika Zahra ingin memeluk Sarah, dan Sarah pun menolaknya.
Zahra pun seketika terdiam dan menatapnya. Apa ia salah memeluk mamanya sendiri.
"Gak usah peluk saya" kata Sarah
Daerren yang melihatnya pun terbakar emosi
"Mama gak usah gitu dong sama Zahra" Kata Daerren
Zahra pun hanya diam ia tidak bisa berkata apapun ketika ia ingin memeluk mamanya sendiri namun malah ditolak.
"Ingat ya kamu saya bukan mama kamu, kamu itu anak Aditya bukan saya" Kata Sarah kepada Zahra
Zahra pun menatap mamanya dan tersenyum getir bahkan mamanya tidak mengakuinya.
"Mama tapi mama Zahra , Kenapa mama gak mau ngakuin Zahra ma, Zahra salah apa sama mama" Kata Zahra sambil menangis
Sarah pun menatap tajam dan melipat kedua tangannya di dada.
"Salah kamu,ya kenapa kamu ada disaat dulu Saya ingin berkarir kamu tau dulu karir Saya bagus-bagusnya tapi gara-gara kamu Saya harus kehilan Karir saya, kamu tau itu jadi kamu anak Aditya bukan anak saya, anak saya hanya Daerren Bukan Kamu" Kata Sarah
Daerren pun emosi bisa-bisanya mamanya sendiri berkata seperti itu kepada adiknya.
"Mama cukup, Kalau mama gak mengakui Zahra, Daerren gak bakalan Maafin mama dan Daerren gak mau ketemu mama lagi" Kata Daerren.
Zahra pun sakit hati dengan perkataan Sarah segitu tidak diinginkannya dia oleh mamanya sendiri. Sampai mamanya tidak mau mengakuinya. Zahra pun berlari meninggalkan mama dan kakaknya.
"Zahra" Daerren pun memanggil Adiknya namun Zahra Berlari tidak menghiraukannya.
"Ini semua gara gara mama" Bentak Daerren
"Daerren  apa-apaan kamu membentak mama cuma karena anak itu" Kata Sarah
"Asalkan mama tau anak itu Adalah Adik  Kandung Aku artinya Dia Anak Kandung Mama. tapi apa mama malah seperti itu ke Zahra" Kata Daerren pun segera Pergi dari Hadapan mamanya ia langsung masuk mobil dan mengendarainya lalu ia mencari dimana Adiknya.
Zahra pun berjalan Sendiri di jalan ia berjalan dengan tatapan kosong bahkan ia masih mengingat perkataan mamanya. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Delvin.
Delvin pun yang melihatnya merasa heran ada apa dengan Zahra.
"Zahra kenapa" kata Delvin
Namun Zahra hanya diam saja dia tidak menjawab pertanyaannya.
Delvin pun segera mengajak Zahra masuk ke mobilnya Awalnya Zahra menolak namun akhirnya ia mendengarkan Delvin.
"Zahra ada apa, Jawab Pertanyaan aku zahra" Tanya Delvin Ia menatap Zahra Yang melamun dengan tatapan kosong .
"Zahra Kau dengar aku kan" Kata Delvin.
Zahra pun Akhirnya menatap Delvin Tatapannya pun sulit Di artikan.
"Aku gpp kok kak, Terimakasih ya" kata Zahra
"Oke kamu ikut aku, mungkin Disana Kamu bisa bercerita" Kata Delvin
Ya Delvin membawa Zahra Ke Cafe miliknya.
Mereka berdua pun segera turun dan menuju meja.
"Kak Delvin" Panggil Zahra
"Apa Zahra" Kata Delvin
  "Gpp kak" Kata Zahra
"Ceritakan padaku kenapa kamu seperti ini Zahra" Kata Delvin
"Kakak mama aku gak mengakui aku kak, tadi aku kerumah mama tapi dia mengusirku dan mengatakan aku bukan anaknya kak, aku cuma anak papa, kak kenapa aku selalu begini kak mama selalu lebih menyayangi Kak Daerren, mama gak pernah menanggap aku kak aku gak tau lagi apa gunanya aku hidupnya kak aku hidup gak ada artinya kak" kata Zahra ia menangis ketika mengingatnya.
Delvin pun merasa bersalah ketika menanyakan semuanya.
Delvin pun Segera memeluk Zahra Ya Zahra menerima pelukan Delvin.
"Zahra jangan berkata seperti itu, Zahra harus semangat Zahra pasti bisa kok" Kata Delvin mengelus Rambut Zahra.
Pengunjung Cafe pun menatap dua orang yang sedang berpelukan ya menurutnya sangat mesra.
"Maaf kak " Kata Zahra melepaskan pelukannya.
"Tidak apa apa kau bisa melampiaskan padaku" kata Delvin
Zahra pun hanya Terdiam ia tidak tau harus berbuat apa. Ia rasa semua tidak ada gunanya lagi.

Suamiku Sahabat AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang