07. book store?

71 18 2
                                    


Selamat datang-!

Sudah empat puluh lima menit berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah empat puluh lima menit berlalu. Makanan yang dimasak Jessie bersama Seulgi telah siap. Kedua wanita berbeda usia itu terlihat sangat akrab. Sekilas, keduanya terlihat seperti kakak dan adik kandung.

Seulgi memperlakukan Jessie seperti adiknya, begitupun sebaliknya. Sementara itu, Sehun yang melihat keakraban kedua wanita berbeda usia itu hanya bisa tersenyum kagum.

"Kalian cepat sekali akrab, padahal baru kenal beberapa menit lalu." celetuk Sehun yang ditanggapi cengiran dari Seulgi.

"Haha, Seulgi eonnie sangat baik, dia juga friendly. Mungkin, itu yang membuat kami mudah akrab." sahut Jessie dengan senyuman yang begitu manis sembari melirik ke arah Seulgi.

"Lagipula, itu juga karena kita memang sefrekuensi, Je." timpal Seulgi.

Jessie hanya mengangguk untuk merespon Seulgi.

"Dasar wanita." lirih Sehun.

Seulgi yang melihat ekspresi kekasihnya berubah menjadi seperti baju yang kusut. Berinisiatif menghampiri Sehun, mendekati pria itu secara perlahan, kemudian mengikis jarak di antara keduanya.


Chupp...


Satu kecupan singkat berhasil mendarat di pipi Sehun. Hingga membuat pria itu sedikit kikuk beberapa detik.

"Apa kau cemburu pada kedekatanku dengan Jessie?"

"Untuk apa aku cemburu? kalian 'kan sama-sama wanita."

"Jessie itu sudah seperti adik bagiku, kau tahu 'kan, jika aku dari dulu sangat ingin merasakan rasanya menjadi seorang kakak?"

Raut wajah Seulgi yang tadinya ceria tiba-tiba berubah menjadi murung. Jelas, Sehun tidak suka melihat kekasihnya seperti itu. Dengan lembut, Sehun mengangkat wajah Seulgi untuk menatap mata kucing kekasihnya.

"Jangan bersedih, aku tidak suka."

Sehun, pria itu lantas mengembungkan pipinya yang di mata Seulgi terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Hal yang bisa membuat mood Seulgi kembali ceria.

"Nah gitu, kalau senyum 'kan tambah cantik." mendengar ucapan Sehun, lantas membuat Seulgi tersipu malu. Terlihat dari pipi Seulgi yang mulai dihiasi warna merah bak kepiting rebus.

"Hei!! Jika ingin berkencan, jangan di rumahku!" itu suara Chanyeol yang tiba-tiba saja sudah berada di ambang pintu dapur.

"Apa kau iri? dasar pengganggu suasana." cibir Sehun.

"Biarkan saja Sehun, ini 'kan memang rumahnya, mungkin juga Chanyeol kita memang iri."

"Aku tidak iri, aku hanya tidak ingin rumahku menjadi tempat kencan kalian. Itu sangat menodai kebersihan rumahku." elak Chanyeol dengan nada yang terbilang ketus.

[✔] AM I FOR YOU ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang