Bab 62. Extra

285 9 6
                                    

Entah siapa yang memandu kisah ini, entah siapa yang memerankan tokoh utamanya. Barangkali Jowan si pria Jawa itu? Emma bidadari Eropa itu? Jae-yong? Eliza? atau bahkan Nick si pria aneh itu? Entahlah.

Entahlah, memang Jowan yang telah mengawalinya dengan segumpal kisah cinta yang lebih rumit dan problematika krisis moneter yang menimpanya kala itu. Dompetnya telah terkuras sampai kurus kerempeng yang kemudian disambung napasnya dengan cinta palsu dari Emma. Kisah yang rumit! Segala Ratna saja sampai muncul di kota London untuk sekedar menyampaikan pesan perjodohan itu. Dan tak kalah rumitnya ketika Jazil datang, malahan masalah batin itu lebih menggunung-gunung. Alamak!

Namun beralih saja, diakhir carita ini sudut pandang telah menemukan Jae-yong untuk melihat akhir-akhir kisah ini.

Dua tahun kemudian setelah dia pulang ke Korea, ia datang lagi ke tanah Inggris pada musim gugur tiba. Bukan di kota London, tapi di kota Manchester. Ia ke sana berkunjung menemui kakak sepupunya yang tengah sakit.

Namun ia tak melewatkan waktunya untuk tidak memijaki kota Londan yang menyimpan segudang cerita menarik di memorinya.

Terhitung 4 hari dia di kota itu, ia mengunjungi tempat-tempat menarik sambil bernostalgia. Di hari kedua, sempat ia melihat Emma dengan balutan hijab tengah duduk di pinggiran Sungai Serpentine sambil menghadap kitab suci Al-Qur'an. Mulutnya berkomat-kamit, barangkali tengah melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang sering ia dengar dulu dari mulut Jowan dan Dirman.

Ia sempat ingin menyapa, namun enggan karena takut mengganggu aktifitasnya.

Di hari ketiga ia pergi ke Green Park dan agak kaget ketika melihat Eliza di sana tengah membopong bayi berusia satu tahun, sementara yang tengah tersenyum-senyum di sampingnya adalah Nick dengan gaya rambutnya yang sudah normal. Barangkali mereka sudah menikah satu tahun yang lalu dan dikaruniai seorang anak yang tengah dibopongnya itu. 

Jae-yong tak sempat menyapanya karena takut mengingatkan Eliza tentang masa lalunya. Apalagi mereka tak pernah mengirimi kabar lagi selama hampir dua tahun ini.

Sampai hari ke empat berlalu, ia hanya menitipkan napas di kota itu sampai waktu itu. Tak lagi menemukan Eliza dan yang lainnya, apalagi Frank, ia tak menampakan batang hidungnya sama sakali bak hangus di telan bumi. Sementara kabar dari tanah Jawa adalah Jowan yang sudah dikarunia anak kembar dua berkelamin laki-laki dari istrinya, Jazil.

Dan Dirman sama seperti Frank Linggard, ia tanpa kabar sama sekali.

#TheEnd

Sampai jumpa di karya-karyaku yang lain.
Dengan ini say ucapkan terimakasih yang sudah membaca sampai ending.

Pays to Be a LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang