23회

4.7K 378 74
                                    

Aku nggak sadar mengetik sebanyak ini ..hehe( 5k word )
Nggak tahu, tangan ku bergerak tanpa arah. Dia ngk mau berhenti bergerak di atas keyboard. Haha..
Jadi maaf jika part ini tidak terlalu menyenangkan . Tapi aku yakin purple akan membacanya dari awal sampai akhir dengan benar hehe..
Oh ya, aku menyisipkan banyak part Yoonmin disini, moga terhibur y..

Luv you ..
Happy reading ..
Konsumsi kalian hari ini ,

Konsumsi kalian hari ini ,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















💜🐇🧡

My little bunny is so dangerous

 ***

Oke.

Butuh keberanian besar untuk mengakui hal memalukan ini. Di mana rindu bergelayut kuat dalam angan yang belum sempat tersampaikan. Tanpa permisi , rasa itu seolah masuk ke dalam relung hati yang mendamba. Meyakinkan bahwa tak ada kata terlambat untuk memberi kejujuran yang layak . Lalu membiarkan rasa sesal itu pudar dengan sendirinya.

“Aku pikir ini mimpi .”

 Yoongi bergeming, ia tertawa dalam hati. Dia dan Jimin baru saja tiba di tempat tinggal Taehyung yang lama. Rumah yang ia tinggali saat ini untuk sementara bersembunyi dari prahara yang terjadi di antara kedua orang tuanya .

“Apalagi aku.” Sahut Jimin .

Keduanya hanya duduk manis, sesekali saling menatap , dan kembali terdiam . Ada kecanggungan yang luar biasa setelah cukup lama berpisah  . Waktu mulai terbuang , sebab keduanya pun saling menunggu untuk salah satu memberanikan diri bersuara .

“Euh , Jimin ..”

Dengan semangat Jimin langsung mendongak ketika namanya di panggil .Ada senyum yang diam-diam tersungging hanya karena suara lembut itu menyapa.

“Bicaralah, kau bebas menumpahkan segala kekesalanmu padaku.” Ucap Yoongi selanjutnya. Bohong jika pemuda berkulit putih itu tak tahu isi hati sang adik . Terlalu gamblang melihat, jika Jimin sudah menahan emosi padanya sejak berada di rumah sakit .

Tapi, tidak ada maksud . Jimin sungguh tak ingin memarahi Yoongi untuk saat ini.

“ Aku dulu sering sekali menginap di rumah ini. ” Celetuk Jimin seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan . Sebenarnya dia sedang ber basa-basi . Pemuda itu sedikit gugup sekedar untuk  mengatakan uneg-uneg yang di pendam nya selama ini.

“Ah, iya, aku tahu kok.”

Yoongi menanggapi dengan senyuman.

 Sengaja ia memilih tempat ternyaman untuk membuat suasana obrolan lebih tenang.
Mereka pun harus menata hati bersama-sama. Sebab , terlanjur Jimin mengetahui kebohongan yang ia lakukan . Hingga tak ada cara selain saling terbuka untuk mengutarakan isi perasaan masing-masing.

My Little Bunny is so DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang