Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hay, finally bisa update buat kalian.. terinakasih buat yang sabar nungguin... 💜
•••
Biarlah waktu yang berjalan, menunjuk ke dalam arah tujuan dari keinginan hati yang terniat. Biarlah semua hal mengalir apa adanya, melewati satu batas nalar yang merajuk pada kekosongan pikiran. Hanya butuh satu keyakinan, bahwa semua akan berjalan sesuai insting yang menuntun. Dan dia, akan mencoba untuk membawa logika lepas dari kendali hati.
Akhirnya malam itu tiba, Malam dimana Junpyo membawa Jungkook pergi ke rumah Taeyeon. Ada dua tujuan yang akan tersampaikan.Sebuah permintaan maaf juga sebuah kata persetujuan yang akan di ucapkan oleh Jungkook sendiri perihal rencana pernikahan ayahnya.
Anak itu diam , duduk dengan pandangan yang nampak tenang. Menanti saat dimana ia harus mengatakan hal yang sudah tersusun rapi di dalam otak.
“Jung, terimakasih. Daddy bangga sekali dengan kedewasaanmu dalam berpikir. Daddy tak menduga jika kau memberi keputusan yang sangat membahagiakan ini.”
Mendengar itu,Jungkook tersenyum menatap ayahnya yang berada di kursi pengemudi. Lampu rambu lalu lintas masihlah berwarna merah, ada sedikit waktu jenak sekedar untuk mengambil nafas.
“Setelah aku pikir kembali, kebahagiaan Daddy adalah yang terpenting.” Ucapnya singkat. Lalu ia menatap lurus ke arah jalanan.
Gelap malam semakin memekat.Lampu remang menjadi bagian indah sebagai penghias jalan. Mobil Junpyo melaju ,memasuki komplek perumahan yang tidak cukup elite. Hanya berselang tiga menit, akhirnya mobil berhenti di depan satu rumah bercat putih tulang. Rumah sederhana berbentuk minimalis dengan pagar hitam yang tingginya tak lebih dari sebatas dada orang dewasa.
“Ini rumah bibi Taeyeon.Ayo masuk.” Junpyo mengajak Jungkook untuk segera turun. Dengan langkah santai ia berjalan membuka gerbang kecil yang tak terkunci, tiba di depan pintu dan bel rumah pun dibunyikan.
Ting tong..
Jungkook melihat sekitar , ini kawasan yang baru pertama kali ia datangi.
Cklek..
“Selamat malam,” Junpyo tersenyum melihat wanita yang menyambutnya.Taeyeon dengan senang hati mempersilahkan dua tamu istimewa itu masuk ke dalam rumah kecilnya.
“Sungguh keajaiban kau membawa si manis ini kesini.” Taeyeon berbicara sambil menggandeng lengan Junpyo. Wanita itupun nampak tenang, ia menyambut dengan ramah.Seperti biasa, memberitahukan raut wajah berseri yang tak ada sedikitpun noda kesedihan di dalamnya.
Segera ia menyuruh Junpyo dan Jungkook duduk. Kemudian menuju dapur untuk membuatkan minuman dan menyiapkan sedikit camilan. Sedangkan Jungkook sendiri masih tak ingin banyak bicara. Berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ekspresi hangat dari kehadirannya.