46회

2.5K 287 100
                                    

Assalamualaikum purple...

Maafin ya , update nya laamaa bgt. Lagi krisis imajinasi, aku juga ngk bisa nulis ilustrasi alur dengan benar. Baru kali ini aku kesulitan mau nulis apa , nggak tahu kenapa 😀 🙏 jadi, butuh waktu lama bgt buat balikin mood nulisnya.

Utk next part , aku pengen  kalian mau ngasih inspirasi buat aku , ngasih konflik atau bbrapa sweet  moment yang menyenangkan.

Silahkan tuliskan di komentar yaa... Luv you all....













***

Seperti yang di prediksi sejak hari-hari kemarin , akhirnya tim basket dari SMA Blackswan  bertemu dengan tim basket dari SMA Diamond di babak final. 

Tak pelak juga membuat Taehyung semakin resah dan selalu mengingatkan Jungkook untuk waspada pada salah satu anak bernama Jung Jaehyun. Siapa pemuda itu? Semua sudah tahu bukan?

Di sisi lain, jungkook sendiri mulai bersemangat untuk mengejar kemenangan supaya bisa mendapatkan hadiah mewah dari ayahnya. Sungguh ini pemikiran yang sangat bertolak belakang . Bahkan pemuda kelinci itu tidak peduli dengan keselamatan yang dipertaruhkan .

"Jangan keras kepala jika tak ingin melihatku marah!"

Terdengar suara sedikit lantang. Mirip dengan sebuah bentakan yang cukup menjengkelkan untuk di dengar. Memperingatkan seseorang yang kini membuntuti langkahnya di sepanjang melewati koridor kelas. Mereka bertengkar lagi, kakak beradik itu. 

"Aku khawatir. Sudah kubilang." 

Tatapan mata mereka saling bertemu dalam keheningan . Sedetik kemudian terdengar decakan kesal dari mulut si bungsu. Adu mulut pun dimulai .

"Apa yang kau khawatirkan? Yang katamu kalau anak bernama Jaehyun itu berbahaya?"  Sungggingan di bibirnya membuktikan kalau anak itu menanggapi dengan remeh .

Brakkh..

Lalu ia menghempaskan tas yang di tenteng dari  tangan kirinya. Terpental ke dinding dan tergeletak secara mengenaskan tanpa ada niat untuk segera memungutnya kembali. 

" Kau tidak memahami maksudku, astaga membuat frustasi saja." Seru si sulung.

 
Hingga beberapa anak yang melihat perdebatan , tertarik untuk menyaksikan . Mereka nampak terkejut . Tidak biasanya dua bersaudara itu bertengkar di tempat umum seperti sekarang ini.

"Owh, begitu? Jadi, intinya kau meremehkan kemampuan bermainku Hyung? Sehingga dengan mudahnya kau mengatakan sesuatu yang tidak berdasar seperti itu?" 

"Tidak Jungkookie . " 

Dia menggeleng dengan keras.
 Bahkan mengenai permainan, dia mengakui Jungkook memiliki skill yang sangat bagus. Tapi, hanya saja. Kalian tahu sebesar apa sikap protektif seorang Taehyung terhadap adiknya.

"Lalu apa?" 

"Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk menimpamu. Dia itu curang , dia tidak sebaik yang orang lihat." 

Jungkook sontak mendengus tak suka . Selalu itu yang menjadi alasan untuk dikatakan , dan ia sudah terlalu jengah akan sikap Taehyung yang mulai berlebihan.

"Aku bisa mengurusnya." Katanya singkat .

"Dek, " 

"..dan aku tidak butuh bantuan mu." 

Jungkook pun memotong ucapan Taehyung tanpa memberi kesempatan bicara.

Helaan nafas berat terdengar , dadanya sesak sesaat ketika menahan pasokan oksigen yang ingin dihirupnya . Si sulung merasa selesai dengan ucapannya kali ini.

My Little Bunny is so DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang