Aku menatap Yoongi dengan panik dan bingung. Ia tampak biasa saja, bersandar santai di punggung sofanya sambil menjuggling gelas shot diantara jemarinya.
"Apa ini?" Suaraku gemetar. Napasku terasa sesak dan kepalaku pening. Rasa ingin muntah dan ingin pingsan bercampur aduk.
Tapi, harapan tinggallah harapan. Kesadaranku tidak sedikitpun berkurang, memaksaku duduk terpaku memandang dengan horor adegan demi adegan di video yang disetel Yoongi.
"Kita." Yoongi tidak memandangku sama sekali. Matanya tidak lepas dari layar televisi. Bibirnya menyunggingkan tawa lebar penuh kepuasan.
Video yang diputarnya adalah rekaman aku dan dirinya.
Di motel.
Bercinta.
"Kau bilang, malam itu tidak ada yang aneh." Nada suaraku mulai meninggi. Ini sangat memalukan, sekaligus menakutkan.
"Ya memang tidak ada yang aneh." Yoongi menengok kearahku dengan wajah nakal. "Kita hanya melakukan apa yang biasa orang lakukan waktu one night stand."
"TAPI, KAN TIDAK PERLU DIREKAM!" Aku tidak mampu lagi menahan diriku. Melompat berdiri sambil menjerit-jerit dengan tanganku menunjuk-nunjuk ke TV.
"KAU YANG MINTA DIREKAM!" Yoongi balas berteriak, turut berdiri dan berdiri dengan pose menantangku.
"NIH!!!" Ia memundurkan timeline videonya, ke bagian paling awal. Lalu mengeraskan suaranya.
Scene pertama di video itu adalah wajahnya. Ia dalam video bertanya "Kau yakin ingin direkam?"
Terlihat dua tangan memeluk bahunya dari belakang. Lalu muncul kepala berambut pirang sedada.
Aku.
Kututup mataku dengan kedua tanganku, terhempas terduduk kembali di kursi. Sungguh aku tidak sanggup melihat diriku sendiri dalam keadaan semacam itu.
"Iya, pakai ponselmu saja. Kameranya lebih bagus." Aku dalam video berkata manja.
"Kau tidak tahu aku ini siapa ya? Reputasiku bisa hancur kalau video ini bocor."
"Makanya, direkamnya pakai ponselmu." Sejenak layar itu hitam, tertutupi tangan si wanita yang merebut ponsel itu lalu meletakkannya di jarak yang bisa merekam seluruh bagian tempat tidur.
Ia berjalan mundur, berpose-pose di depan kamera sebelum kembali ke pelukan Yoongi dengan tawa cekikikan menggoda.
Yoongi tampak gemas melihatnya, merengkuh wajahnya dengan kedua tangan, lalu mulai menciumnya dengan bergairah.
Tangan mereka mulai menggerayang, menyentuh seluruh jengkal tubuh pasangannya. Sesekali melirik ke ponsel yang terus merekam.
Akhirnya, seluruh pakaian mereka terlepas, bertebaran di lantai dan tempat tidur. Mereka mulai saling menindih, menjilat, menggigit. Desahan dan lenguhan bersahutan, membahana seakan tidak ada akhirnya.
Sound system mutakhir di apartemen Yoongi membuat suaranya seakan-akan pasangan itu melakukan live show dihadapkan kami.
"Matikan. MATIKAN. TOLONGLAH!!!" Aku meraung. Mencoba mengalahkan rintihan membahana yang getarannya terasa di seluruh permukaan kulitku.
Aku merangsek maju, mencoba merebut ponsel Yoongi dari tangannya.
Yoongi serta merta mendorong dadaku keras. Membuatku terjengkang kembali terhempas ke sofa.
Aku memegangi dadaku. Tidak sakit. Hanya kaget.
Seumur-umur, belum pernah aku dipukul oleh pria. Kecuali oleh adik kembarku tentunya, saat kami berebut mainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...