57. Yoongi XXXXXIV

426 39 11
                                    

Yoongi menghembuskan asap rokoknya ke tetesan air hujan yang untuk sejenak memberi kesejukan di musim panas.

"Bir?" Joy mengulurkan sekaleng bir ke Yoongi ambil bertelekan di railing balkon di sebelahnya.

"Terima kasih." Yoongi menerimanya. Membukanya lalu menenggaknya.

Kedua menghela napas bersamaan, lalu kembali terdiam memandang kegelapan malam yang pekat.

"Jadi bagaimana rasanya gagal menikah dua kali?" Joy terkikik pelan.

Yoongi ikut tertawa. "Mungkin aku tidak cocok menikah." Ia melirik kedalam apartemen Joy. Ketiga member Jaemida tertidur lelap di sofa dan lantai, tidak jauh dari mereka Taehyung juga tidur meringkuk.

Seharusnya Sea Me dan Jaemida bernyanyi di pestanya. Kenyataannya mereka semua tanpa berpikir panjang meninggalkannya untuk Hana.

Siang tadi, Yoongi langsung berlari ke mobilnya, meninggalkan pesta pertunangannya sendiri.

Segala bayangan buruk berkelebat dalam kepalanya. Entah berapa kali ia hampir menabrak karena ia menyupir dengan begitu tergesa-gesa. Perjalanan yang serasa tidak ada akhirnya yang dihiasi oleh berbagai sumpah serapah Taehyung yang juga seakan tidak ada ujungnya.

Yang menyambutnya di depan pintu apartemen Joy adalah apa yang ia sudah tahu akan terjadi. Tetapi ia tidak menyangka betapa sakitnya ia melihat kondisi Hana hingga ia bahkan untuk mendekatpun ia tidak sanggup.

Dulu, Hana mencoba bersikap tegar di hadapannya. Tapi, kalau seperti ini kondisinya di belakangnya, Yoongi tidak tega melihatnya.

Perempuan yang menangis histeris dan meratapi kekasihnya yang mendadak meninggalkannya di pelukan teman-temannya. Suaranya sengau dan gemetar. Terduduk di lantai yang dingin, tertutupi bayangan di sudut apartemen Joy.

Terakhir kali mereka bertemu adalah di meeting perusahaan, setelah Hana dan Seoho mengumumkan hubungan mereka tanpa seizin perusahaan.

Dielusnya dadanya, merasakan detak jantungnya yang dulu berdetak sangat keras menyakitkan menyaksikan bagaimana Hana dan Seoho tidak pernah melepaskan genggaman tangan mereka.

Bagaimana Hana terus memandang Seoho setiap kali ia merasa butuh dukungan dan bagaimana Seoho terus membisikkan "Tidak apa-apa. Kita tidak akan kenapa-kenapa." setiap kali sebuah berita buruk disampaikan.

Bukan Seokjin atau keinginan untuk menguasai perusahaannya yang mendorongnya untuk melanjutkan rencana pertunangan dengan Jenna. Tapi rasa putus asa dan kehilangan harapan bahwa ia akan bisa kembali bersama Hana.

Sejahat-jahatnya dirinya, ia tidak pernah secara sengaja memisahkan pasangan yang berpacaran di persahaannya. Selama mereka tidak merugikan.

Dan saat itu, sangat jelas baginya kalau Hana akhirnya menemukan seseorang yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Yang memberinya kekuatan dan kepastian. Yang tidak pernah bisa Yoongi berikan.

"Hana memang disayangi banyak orang ya?" Yoongi mengepulkan asap tebal. "Sampai saat ini, tidak ada satupun yang peduli mempelai pria melarikan diri dari pertunangannya sendiri." Ia tertawa keras. "Sudah diperkirakan mungkin."

Joy melirik kedalam sekilas. "Kami hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada teman kami."

Yoongi menunduk. Semua orang masih terus menyalahkan dirinya atas percobaan bunuh diri Hana.

Walaupun tidak ada yang terang-terangan mengatakannya di wajahnya.

Bohong kalau ia pun tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Saat ia menerima berita Hana dan Seoho melompat ke sungai Han, shock menerpanya bagaikan sebuah peluru menembus dadanya.

Membunuh orang mudah baginya, tapi mereka tidak berarti baginya, dan mereka sudah merugikannya.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang